Tujuan Terkait

Peduli Kesehatan Mental di Tempat Kerja, Perusahaan Ini Giatkan Beragam Program untuk Karyawan Termasuk Perpanjangan Parental Leave

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 11 Oktober 2023
Ki-Ka: Talissa Carmelia, M.Psi., Clinical Psychologist dari Personal Growth; dr. Dian Milasari, Medical Director for AMA East (Asia Pacific), Procter & Gamble; Simon Sibarani, Senior Manager Corporate Communications P&G Indonesia, dalam diskusi “Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja dalam Menjaga Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja” (10/10/2023).
Ki-Ka: Talissa Carmelia, M.Psi., Clinical Psychologist dari Personal Growth; dr. Dian Milasari, Medical Director for AMA East (Asia Pacific), Procter & Gamble; Simon Sibarani, Senior Manager Corporate Communications P&G Indonesia, dalam diskusi “Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja dalam Menjaga Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja” (10/10/2023). Indira D. Saraswaty / PARAPUAN

Parapuan.co - Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Semua orang punya kemungkinan mengalami masalah kesehatan mental, baik yang ringan maupun masalah kesehatan mental yang berat.

Misalnya saja mengalami stres akibat kelelahan atau terlalu banyak pikiran karena pekerjaan sehari-hari.

Hal ini bisa dialami oleh semua orang di segala usia, bahkan pada anak dan remaja sekalipun.

Menurut survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lebih dari 19 juta penduduk usia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di usia yang sama mengalami depresi.

Terdapat begitu banyak tantangan dalam menjaga kesehatan mental, salah satunya adalah sumber stres di lingkungan kerja.

Sebuah studi dari Gallup berjudul “State of the Global Workspace Report” (2022) menyebutkan sebanyak 21 persen responden pekerja di Indonesia mengaku sering stres.

Bentuk gangguan kesehatan mental yang sering terjadi di lingkungan kerja antara lain adalah tingkat stres yang tinggi, kecemasan berlebihan, dan depresi.

Hal ini juga terlihat dari dampaknya yang berpotensi memengaruhi performa serta kapabilitas karyawan, yang pada akhirnya dapat mengganggu produktivitas perusahaan.

Baca Juga: Manfaat Bernyanyi bagi Kesehatan Mental, Bisa Tingkatkan Mood dan Cegah Stres

Ini didukung oleh sebuah studi dari World Health Organization - WHO (2019) yang menyatakan bahwa secara global depresi dan kecemasan dapat menyebabkan nilai produktivitas yang hilang sebesar 1 triliun USD (atau sekitar Rp15 biliun).

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober, Procter & Gamble (P&G) Indonesia perkuat komitmennya dalam mendukung kesehatan mental di lingkungan kerja.

Lewat sesi diskusi bertajuk “Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja dalam Menjaga Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja”, P&G Indonesia memaparkan berbagai program penunjang kesejahteraan dan kesehatan mental yang telah diimplementasikan.

Menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja memerlukan peran aktif dari seluruh pihak, baik dari karyawan maupun manajemen perusahaan. Dalam menyikapi hal tersebut, kami di P&G Indonesia turut mengambil langkah proaktif dalam menyusun beragam inisiatif yang dapat menunjang kesehatan mental karyawan," kata Saranathan Ramaswamy, selaku Presiden Direktur P&G Indonesia pada acara Selasa (10/10/2023).

Baca Juga: Viral di TikTok Kamar Kos Penuh Sampah Diduga Alami Hoarding Disorder, Apa Itu?

Bentuk nyata langkah P&G untuk mewujudkan upaya ini dapat dilihat melalui berbagai program.

1. Adanya tim profesional yang dapat memberikan panduan untuk setiap kondisi kesehatan fisik dan mental karyawan.

2. Memberikan benefit yang mencakup asuransi terkait kasus/layanan kesehatan mental.

3. Mental Health First-Aiders/Healthy Mind Champion: Karyawan P&G Indonesia yang sudah dilatih dan disertifikasi oleh lembaga Singapore Red Cross Academy, sehingga dapat membantu karyawan lain yang kemungkinan memiliki tanda-tanda awal masalah kesehatan mental, lalu melakukan pendekatan dan mengarahkan mereka ke layanan kesehatan mental profesional untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

4. Vibrant Living: Karwayan bisa mengikuti beberapa program seperti kebugaran fisik, membeli peralatan olahraga, program pengembangan diri, serta berbagai acara/pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan diri mereka.

Bagi karyawan pabrik, disediakan juga sarana olahraga dan kebugaran, fasilitas medis, serta ruang istirahat.

5. Program Capability Building for Managers on Wellbeing Conversation yang menyasar sistem manajemen SDM dan jajaran kepemimpinan di perusahaan.

6. Diskusi interaktif antara para pemimpin dan anggota tim dalam sesi Health Talk, dengan mengundang pembicara eksternal.

7. Program Pause and Recharge Week yang diadakan selama seminggu tiap tiba bulan.

Karyawan bisa pakai minggu ini untuk mengikuti program-program pengembangan diri, berkumpul kembali bersama keluarga, teman atau bahkan mentor, dalam waktu satu minggu. 

"Kami harap langkah kecil yang kami lakukan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja,” jelas dr. Dian Milasari selaku Medical Director for AMA East (Asia Pacific), Procter & Gamble. 

Baca Juga: 5 Keuntungan menjadi Seorang Vegetarian bagi Kesehatan Mental

Sebagai perusahaan yang karyawannya mayoritas perempuan, bahkan di antaranya sudah berkeluarga dan memiliki anak, P&G memiliki support group bernama “Wonder Mommies”.

Di support group ini, para ibu bekerja di P&G bisa berbagi informasi dan mendapatkan edukasi dari para pakar yang diundang dalam sesi-sesi daring atau tatap-muka, mengenai topik-topik seputar pengasuhan anak.

P&G juga menyediakan Extended Parental Leave bagi pekerja perempuan (maternity leave) selama 3,5 bulan, bahkan dengan opsi untuk dapat memperpanjang cuti tambahan 3 bulan sehingga total menjadi 6,5 bulan, jika dinilai perusahaan memang terbukti dibutuhkan.

Bahkan, P&G juga memberikan hak cuti selama 2 bulan (60 hari) bagi para karyawan laki-laki (paternity leave atau cuti ayah) agar dapat mendukung istri pada masa krusial dalam mengasuh dan merawat anak yang baru lahir.

Turut berpartisipasi dalam acara ini, Talissa Carmelia, M.Psi., Clinical Psychologist, dari Personal Growth yang merupakan mitra P&G Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan mental profesional  dan pengembangan diri bagi karyawan, menyampaikan dukungannya terhadap P&G.

"Kami harap inisiatif yang dilakukan P&G dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk bersama-sama mengupayakan kesehatan mental yang baik bagi semua, hal ini juga sejalan dengan tema perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, yaitu Mental Health is a Universal Human Right," terang Talissa.

Gimana, Kawan Puan? Apakah perusahaan tempat kerjamu sudah mulai menerapkan program-program yang juga mendukung kesehatan mentalmu di tempat kerja?

Bila belum, semoga program yang diadakan P&G Indonesia bisa jadi inspirasi buatmu menyampaikan ide-ide pada perusahaan, demi menjaga kesehatan mental di tempat kerja.

Baca Juga: 5 Ide Olahraga yang Bantu Menjaga Kesehatan Mental, Apa Saja?

(*)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

960 Ribu Pelajar-Mahasiswa Terlibat Judi Online, Ini Tips Cegah Judol pada Remaja