Proyek ini melibatkan pemikiran tentang diri mereka sebagai individu yang berkaitan dengan STEM yang melibatkan proses keterampilan, kapabilitas dan kecenderungan tertentu.
Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pengambil keputusan untuk membantu mengatasi Dream Gap.
Seperti diketahui, bidang STEM merupakan topik utama bagi sebagian besar negara dan dianggap sangat penting dalam mengikuti perkembangan teknologi yang cepat untuk kemajuan ekonomi dan kemakmuran.
Diperkirakan bahwa para pekerja di masa depan akan menghabiskan lebih dari dua kali lipat waktunya pada tugas dan pekerjaan yang membutuhkan ilmu sains, matematika, dan pemikiran kritis dibandingkan pada saat ini.
Namun, sayangnya para perempuan tidak masuk ke bidang yang berhubungan dengan STEM dengan tingkat yang sama jika dibandingkan dengan para laki-laki.
Di samping itu, pada umumnya para perempuan juga meremehkan kemampuan dan potensi mereka terhadap ilmu tersebut.
"Di Mattel, kami berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan memberikan inspirasi untuk potensi yang tak terbatas pada setiap anak," kata Paul Faulkner, Direktur Utama dari Mattel-Asia Pasifik.
"Asia Pasifik memiliki peran yang signifikan bagi Mattel, dengan sebagian besar pengoperasian dan pekerjanya berbasis di sini, hal ini tentunya memberikan kami peluang yang besar untuk mendukung anak-anak muda di wilayah ini," imbuhnya.
"Dream Gap Project bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bias gender, untuk menghapus hambatan-hambatan di generasi mendatang," terang Paul lagi.
Baca Juga: Dukung Perempuan Berkarya di Bidang STEM, Nestle Lakukan Langkah Ini untuk Ibu Bekerja