Parapuan.co - Hari Pahlawan diperingati setiap tahunnya pada 10 November.
Peringatan Hari Pahlawan ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
Salah satu pahlawan perempuan yang juga patut dikenang jasanya di Hari Pahlawan ini adalah Opu Daeng Risadju.
Melansir dari Kompas.com, Opu Daeng Risadju memiliki nama asli Famajjah dan lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, tahun 1880.
Pada tahun 1905, Opu Daeng Risadju dan sang suami terpaksa harus meninggalkan Palopo ke Pare-Pare karena kedatangan Belanda.
Tak tingal diam, dirinya pun memperluas perjuangannya dan menimbulkan kekhawatiran pemerintahan Belanda di Kerjaan Luwu.
Bahkan Opu Daeng Risadju harus menerima hukuman karena dituduh melakukan tindak provokasi untuk melawan Belanda. Karena hal ini, Opu Daeng Risadju menjadi perempuan pertama yang dipenjara kolonial Belanda karena alasan politik.
Bahkan karena siksaan yang diterimanya, Opu Daeng Risadju harus rela kehilangan pendengarannya dan tuli seumur hidup.
Opu Daeng Risadju akhirnya meninggal pada 10 Februari 1966 di Palopo dan dimakamkan di pekuburan raja-raja Lokkoe di Palopo.
Baca Juga: Perjuangan Pahlawan Perempuan Opu Daeng Risaju Lawan NICA, Dihukum hingga Tuli
Dialami oleh Opu Daeng Risadju seumur hidupnya, apa sebenarnya penyebab tuli?
Seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik seseorang dengan pendengaran normal (ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua telinga) dikatakan mengalami gangguan pendengaran.
Menurut WHO, gangguan pendengaran dapat bersifat ringan, sedang, berat, atau berat.
Hal ini dapat memengaruhi satu telinga atau kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras.
'Sulit mendengar' mengacu pada orang-orang dengan gangguan pendengaran mulai dari ringan hingga berat.
Orang yang mengalami gangguan pendengaran biasanya berkomunikasi melalui bahasa lisan dan dapat memperoleh manfaat dari alat bantu dengar, implan koklea, dan alat bantu lainnya serta teks.
Kebanyakan orang 'tuli' mengalami gangguan pendengaran berat, yang berarti sangat sedikit atau bahkan tidak ada pendengaran sama sekali. Mereka sering menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Gangguan Pendengaran vs Tuli
Baca Juga: Dampak Kebisingan yang Membahayakan Kesehatan Fisik dan Mental
Penting untuk membedakan berbagai tingkat gangguan pendengaran. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Medical News Today:
Gangguan pendengaran: Ini adalah berkurangnya kemampuan untuk mendengar suara dengan cara yang sama seperti orang lain.
Ketulian: Hal ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memahami pembicaraan melalui pendengaran, bahkan ketika suara diperkuat.
Ketulian berat: Ini mengacu pada kurangnya pendengaran. Seseorang dengan tuli berat tidak mampu mendeteksi suara sama sekali.
Tingkat keparahan gangguan pendengaran dikategorikan berdasarkan seberapa keras volume yang perlu disetel sebelum suara dapat dideteksi.
Beberapa orang mendefinisikan sangat tuli dan tuli total dengan cara yang sama, sementara yang lain mengatakan bahwa diagnosis tuli berat adalah akhir dari spektrum pendengaran.
Penyebab Gangguan Pendengaran dan Tuli
Meskipun faktor-faktor ini dapat ditemui pada periode yang berbeda sepanjang masa hidup, individu paling rentan terhadap dampaknya selama periode kritis dalam kehidupan.
Periode sebelum Melahirkan
- Faktor genetik termasuk gangguan pendengaran herediter dan non-keturunan
- Infeksi intrauterin – seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus.
Periode Perinatal
- Asfiksia lahir (kekurangan oksigen pada saat lahir
- Hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah pada periode neonatal)
- Berat badan lahir rendah
- Morbiditas perinatal lainnya dan penatalaksanaannya.
Masa Kecil dan Remaja
- Infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis)
- Pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis)
- Meningitis dan infeksi lainnya.
Usia Dewasa dan Lanjut Usia
- Penyakit kronis
- Merokok
- Otosklerosis
- Degenerasi sensorineural terkait usia
- Gangguan pendengaran sensorineural mendadak.
Faktor Sepanjang Rentang Hidup
- Impaksi serumen (kotoran telinga yang terkena dampak)
- Trauma pada telinga atau kepala
- Suara keras/suara keras
- Obat-obatan ototoksik
- Bahan kimia ototoksik yang berhubungan dengan pekerjaan
- Kekurangan Gizi
- Infeksi virus dan kondisi telinga lainnya
- Gangguan pendengaran genetik yang tertunda atau progresif.
Nah, itu dia beberapa penyebab gangguan telinga dan tuli seperti dialami oleh pahlawan perempuan kita, Opu Daeng Risadju.
Baca Juga: Berkaca dari Putri Zaskia Mecca, Ini Bahaya Terlalu Lama Pakai Earphone
(*)