Semisal ketika anak sudah mulai sekolah, lalu ia kelelahan lantaran kegiatan di sekolah dan jadi sangat sensitif sampai mengalami ledakan emosi ketika pulang ke rumah.
Penyebab kelelahan tersebut tidak selalu merujuk pada aktivitas fisik, tapi juga yang melibatkan panca indera lainnya.
Seperti ketika anak mendengarkan bel istirahat, suara anjing menggonggong dari luar jendela, sering bersenggolan dengan teman sebangku, dan sebagainya.
Sensory meltdown bisa berdampak pada setiap anak, tetapi akan lebih parah bila terjadi pada anak dengan sensitivitas sensorik yang tinggi.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui apakah buah hati punya kepekaan tinggi terhadap sensori atau tidak.
Hal yang paling penting, orang tua harus bisa membedakan kapan anak mengalami sensory meltdown dan kapan sekadar tantrum.
Dengan begitu kamu dapat menemukan langkah yang tepat untuk mengatasinya dan mengantisipasinya.
Kiranya, itulah tadi sedikit informasi mengenai apa itu sensory meltdown dan penyebabnya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Normalkah Anak Marah dan Sering Berteriak? Simak Tanda Bahaya dan Penyebabnya
(*)