Parapuan.co - Kondisi saat anak menangis dan mengamuk sering dikaitkan dengan tantrum.
Padahal, bisa jadi juga yang terjadi adalah sensory meltdown, yang ternyata lebih parah dari tantrum saat anak mengamuk dan berteriak-teriak.
Lantas, apa yang membedakan antara tantrum dengan sensory meltdown pada anak?
Simak dulu tanda-tanda sensory meltdown pada anak seperti mengutip Your Kids Table berikut ini?
Tanda-Tanda Sensory Meltdown Pada Anak
1. Anak Tidak Bisa Diajak Berkomunikasi
Ketika seorang anak mengalami ledakan sensorik atau sensory meltdown, kamu tidak akan bisa mengajak mereka berkomunikasi.
Penalaran anak tidak berfungsi dalam situasi tersebut, sehingga kesulitan merespons ketika diajak berkomunikasi, bahkan jika itu untuk menenangkannya.
Saat mengalami kondisi ledakan sensorik, adrenalin anak sangat tinggi dan otak tidak bisa mengendalikan emosinya.
Baca Juga: Hindari, Ini 3 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Semakin Tantrum
2. Anak Tidak Berusaha Mendapatkan Sesuatu
Jika tantrum biasanya terjadi karena anak menginginkan sesuatu tapi tidak terpenuhi, tidak demikian dengan sensory meltdown.
Ledakan sensorik sering muncul tiba-tiba dan dapat semakin parah seiring waktu.
Akan tetapi, kondisi ini bukan karena anak menginginkan atau tidak diperbolehkan melakukan sesuatu.
3. Dipicu Oleh Sensasi
Salah satu tantangan ketika anak mengalami ledakan sensorik adalah memahami penyebabnya.
Sering kali anak-anak, bahkan yang sudah cukup besar dan dapat menyampaikan perasaannya, tidak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata.
Ledakan emosi yang dialami sangat keras dan terasa menyakitkan ketika orang terus-terusan menginterupsi mereka.
Meski begitu, anak-anak yang mengalami sensory meltdown akan menunjukkan tanda-tanda fisik dan perilaku yang bisa diprediksi.
Baca Juga: Normalkah Anak Marah dan Sering Berteriak? Simak Tanda Bahaya dan Penyebabnya
Misalnya, anak mungkin merenggangkan mata atau terus mencoba menutupi mata mereka.
Bisa juga tiba-tiba terlihat waspada dan menjauh dari semua orang ketika berada di tempat ramai.
Perbedaan Sensory Meltdown dengan Tantrum
Sensory meltdown dan tantrum bisa menunjukkan kondisi yang mirip, tetapi ada perbedaan utama di antara keduanya.
Yaitu, ledakan emosi saat sensory meltdown tidak dapat dikendalikan sebagaimana ketika tantrum.
Selama terjadi sensory meltdown, anak-anak mungkin melakukan tindakan tidak terkontrol seperti menangis, berteriak, memukul diri sendiri, menendang, menggigit, menjambak rambutnya, dan lain-lain.
Tantrum adalah hasil dari seorang anak yang mencoba mengendalikan atau mendapatkan yang diinginkannya.
Sedangkan sensory meltdown disebabkan hal-hal yang mengganggu panca indera atau adanya dorongan sensorik yang berlebihan.
Semisal mendengar suara mengganggu, terlalu banyak aktivitas fisik (kecapekan), dan lain-lain.
Itulah tadi tanda-tanda sensory meltdown dan bedanya dengan tantrum. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Jangan Panik, Kondisi Tantrum Beri 3 Kesempatan Ini pada Anak dan Orang Tua
(*)