Parapuan.co - Hubungan toksik rupanya banyak berdampak pada kehidupan manusia.
Bahkan, hubungan toksik memberikan dampak negatif pula pada kondisi kesehatan mental.
Tak jarang, berada di dalam hubungan toksik membuat kita kehilangan diri sendiri hingga sulit untuk keluar dari situasi.
Sebenarnya, apa itu hubungan toksik, kategori dan jenisnya, serta bagaimana cara keluar dari sana?
Psikolog klinis Sabrina Maidah menjelaskan hal-hal penting seputar hubungan toksik di Podcast Cerita Parapuan Episode 43. Yuk, simak!
Apa Itu Hubungan Toksik?
Hubungan beracun atau hubungan toksik sebenarnya tidak memiliki penjelasan ilmiah.
Sabrina Maidah memaparkan toxic relationship ialah hubungan yang disfungsional atau tidak sehat.
"Hubungan toksik itu secara keilmuan enggak ada. Adanya adalah disfunctional, hubungan yang disfungsional," kata Sabrina.
Baca Juga: Bikin Hubungan Jadi Toksik, Pasangan Perlu Hindari 3 Kebiasaan Ini
Hubungan yang disfungsional dan tidak sehat ini bisa membuat perempuan mengalami masalah relasional.
Karena hubungannya tidak sehat, perempuan bisa kehilangan diri sendiri, mengalami depresi, dan yang terparah adanya keinginan untuk mengakhiri hidup.
"Yang membuat terpuruk adalah, perasaan tidak tahu harus gimana, jadinya mendem," ungkap perempuan yang akrab disapa Ina itu.
Kategori Hubungan Toksik
Lebih lanjut, Sabrina Maidah juga memaparkan mengenai kategori hubungan dianggap sebagai beracun atau toksik.
Yaitu ketika seseorang merasa tidak nyaman dan hanya berusaha seorang diri dalam mempertahankan atau membuat suatu hubungan berjalan.
"Pertama, namanya hubungan beracun artinya ketika kamu berada di hubungan itu, kamu tidak merasa aman dan nyaman," ucap Sabrina.
Ia mengatakan, "Ini bukan sebatas dia enggak bales-bales WA, ya. Enggak sesederhana itu."
Menurut Sabrina, hubungan yang sehat adalah ketika pasangan yang terlibat sama-sama mau berusaha dan berkomitmen.
Baca Juga: Platonic hingga Toxic, Ini 6 Jenis Hubungan dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Ketika hanya kamu yang berjuang dalam hubungan, ini sudah menjadi tanda hubungan yang tidak sehat alias toksik.
"Yang kedua, enggak ada respect. Misalnya ketika kita bicara, dia enggak dengerin. Atau kita ngomong tapi disanggah terus," tutur Sabrina.
"Makanya kita harus belajar untuk mendengarkan. Dan mendengarkan itu butuh empati. Tanpa empati nanti cuma lewat doang," tambahnya.
Mengenali Hubungan Toksik dan Mencegah Agar Tidak Terjebak
Salah satu cara mengenali hubungan yang toksik adalah ketika kamu mulai mempertanyakan banyak hal terkait dirimu sendiri.
Misalnya, apakah kamu layak dicintai, apa yang kamu mau dalam hubungan, dan apakah kamu harus bertahan atau meninggalkan.
Bila hal ini terjadi, sebaiknya kamu segera meninggalkan hubungan toksik tersebut.
Selanjutnya untuk mencegah supaya tidak terjebak dalam hubungan yang toksik, menurut Sabrina, terpenting adalah mencintai diri sendiri.
Dengan selflove, seseorang akan sadar dirinya disakiti sehingga tahu cara untuk keluar dari hubungan supaya tidak terus-menerus disakiti.
"Aku selalu menekankan selflove. Dengan mencintai diri sendiri, jadi sadar kalau disakiti," tutur Sabrina.
Untuk tahu berbagai pandangan Sabrina Maidah tentang hubungan toksik, tonton Podcast Cerita Parapuan Epsiode 43 ini, yuk!
Baca Juga: Sering Mendengar Istilah Toxic Friendship? Ternyata Ini Artinya
(*)