ASI Berikan Kecukupan Gizi Pada Bayi, Perlukah Tambahan Susu Formula?

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 24 Desember 2023
Perlukan pemberian susu formula sebagai tambahan ASI?
Perlukan pemberian susu formula sebagai tambahan ASI? Tatiana Foxy

 

Sebagai kelompok yang mendukung kesehatan dan gizi ibu-anak di Indonesia, tim Pelanggaran Kode yang terdiri dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Ayah ASI, dan
Gerakan Kesehatan Ibu & Anak (GKIA), memilih melanjutkan semangat Hari Ibu melalui upaya dukungan dan perlindungan menyusui dari agresifnya pemasaran susu formula bayi dan anak di bawah usia tiga tahun (batita).

“Sebab selama ini pemasaran formula dan semua produk
pengganti ASI (PASI) dilakukan secara agresif dan tidak etis, serta melanggar Kode Internasional tentang Pemasaran Produk PASI (Kode)”, tutur Irma Hidayana, pendiri dan pengelola PelanggaranKode.org pada Kamis (21/12/2023).

Sejak didirikan pada tahun 2021 hingga saat ini terdapat 1.219 laporan pemasaran susu formula komersil yang diterima oleh PelanggaranKode.org.

Dari total laporan yang masuk, 910 di antaranya terjadi di internet, seperti iklan di media sosial, penyelenggaraan webinar atau Instagram Live bertema kesehatan atau gizi ibu dan anak yang disponsori oleh produsen susu formula (211 laporan).

Selain itu banyak ibu yang melaporkan bahwa mereka telah dihubungi oleh tim pemasaran melalui akun media sosialnya.

Perlu dicatat bahwa Kode melarang semua bentuk pemasaran atau promosi susu formula dan produk PASI lainnya di ruang-ruang publik, termasuk di dunia maya (internet).

Melalui resolusi World Health Assemby (WHA) 58.32 (2005), Kode juga melarang adanya dukungan sponsorship untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program gizi dan kesehatan untuk ibu dan anak-anak yang bisa menimbulkan konflik kepentingan.

Kode juga melarang siapapun yang mewakili industri susu formula menghubungi ibu baik secara langsung maupun tidak.

Baca Juga: Hari Kanker Payudara Sedunia, Menyusui Ternyata Dapat Mencegah Kanker



REKOMENDASI HARI INI

Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Diperkosa, Kenapa Anak Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan?