Upi sebagai penulis naskah sekaligus sutradara film Sehidup Semati merasa simpati terhadap perempuan-perempuan di luar sana yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga seperti Renata.
"Jadi saya pikir mengerikan sekali ya, jika hal itu dibiarkan terus-menerus, kasihan sekali perempuan-perempuan seperti Renata yang dia tidak punya support system," tambahnya.
Pasalnya, karakter Renata dalam film Sehidup Semati tidak bisa pergi kemana-mana atau bercerita pada siapapun tentang kekerasan yang ia alami karena semua orang di sekitarnya mengalami hal yang sama.
"Jadi ketika ada kekerasan terjadi sama dia, dia nggak bisa kemana-mana karena memang dia tahu sendiri di belakangnya, ibunya juga mengalami hal yang sama. Jadi apa yang harus dilakukan, ya sudah sekadar patuh, tapi memang ya, itu saja yang dia ketahui," ujar Upi.
Lewat film Sehidup Semati, Upi ingin menyuarakan pentingnya support system bagi perempuan, terlebih jika ia mengalami kekerasan dan menjadi korban.
Ia berharap para perempuan bisa punya support system yang bagus, yang mendukungnya agar tidak terjebak dalam hubungan toksik yang menyakiti fisik maupun mental.
"Saya pengin sekali bikin cerita ini supaya tidak ada lagi perempuan-perempuan seperti Renata, dan perempuan-perempuan punya support system yang bagus," ujarnya.
Selain itu, melalui filmnya, Upi juga berharap tidak ada laki-laki seperti karakter Edwin yang abusive dan jadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga.