"Dan tidak ada lagi laki-laki seperti Edwin karena mungkin laki-laki itu menggunakan dalih-dalih, keyakinan-keyakinan itu untuk melakukan pembenaran terhadap apa yang dia lakukan," tegasnya.
Isu yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Upi mengatakan bahwa isu yang ia angkat dalam film Sehidup Semati sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Contohnya adalah soal perempuan yang ditanamkan pemikiran harus menurut pada laki-laki, perempuan harus menjaga nama baik keluarga, dan perempuan yang jadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
"Awalnya memang agak susah karena memang genrenya bukan genre yang umum, ceritanya mungkin beberapa orang merasa ini cerita apa isunya cukup sensitif, tapi sebetulnya kan isunya itu sangat relate banget," ucap Upi.
Akan tetapi, masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan sering ditutupi dan perempuan merasa takut ketika harus membicarakan hal tersebut pada pihak luar.
"Kita sering banget dengar kejadian-kejadian seperti itu banyak sekali terjadi dan kenapa nggak, dan menurut saya ini selalu ditutup-tutupi dan kadang kala perempuan-perempuan itu selalu takut karena dia harus menjaga nama baik keluarganya, nama baik suaminya, jadi mereka tidak terlalu terbuka," tambahnya.
"Jadi saya pikir, ya, sudah saatnya juga ada cerita-cerita seperti ini tanpa mengecilkan apapun dan siapapun. Ini adalah realita yang sangat dekat banget dengan kita semua di sini," pungkasnya.
Baca Juga: Film Sehidup Semati Rilis Trailer Resmi, Angkat Isu KDRT dan Perselingkuhan
(*)