Selama kuliah dan bekerja, ia sadar bahwa passion-nya bukan di bidang digital marketing, apalagi mechanical engineering.
Dalam berkarier, Vanessa ingin menjadi sosok yang berdampak bagi masyarakat sekitar, dan menjadi pebisnis adalah salah satu caranya.
"Menurut saya itu kalau ingin meng-create impact untuk society, saya dealing with people through business, gitu," kata Vanessa kepada PARAPUAN.
Memulai Jamulogy di Tengah Pandemi
Alhasil setelah 3-4 tahun bekerja sebagai karyawan, Vanessa Techapichetvanich membangun bisnis jamu yang bernama Jamulogy. Mengapa jamu?
Perempuan yang pernah kuliah di Jepang itu menilai, jamu dari Indonesia belum terkenal layaknya batik atau tomyam dari Thailand.
Padahal, menurutnya jamu sangat potensial untuk menjadi terkenal seperti halnya dengan sushi dari Jepang.
Awalnya, Vanessa memang sudah berniat berbisnis kuliner dari Indonesia. Ia pun sempat harus memilih antara jamu atau tempe.
Sayangnya, ia tidak punya cukup banyak pengetahuan tentang tempe, sehingga jamulah yang dipilihnya.
Baca Juga: Rahasia Tiga Pelaku UMKM Perempuan Raup Cuan dari Bisnis Kuliner, Ini Kunci Utamanya