Parapuan.co - Siapa sangka kalau jamu ternyata sudah go international hingga ke Thailand.
Minuman herbal tradisional asal Indonesia itu dibawa ke Thailand lewat Jamulogy, bisnis milik Vanessa Techapichetvanich.
Vanessa Techapichetvanich merupakan perempuan keturunan Indonesia-Thailand yang juga pemenang "The Apprentice Season 2".
Ajang "The Apprentice Season 2: ONE Championship Edition" ialah kompetisi di mana para peserta dari seluruh dunia menunjukkan keterampilan bisnis dan skill fisik mereka.
Berbicara tentang "The Apprentice Season 2", rasanya perjalanan karier dan pengalaman hidup Vanessa Techapichetvanich membuatnya layak untuk menjadi pemenang.
Seperti apa perjalanan karier Vanessa Techapichetvanich? Berikut kisahnya yang diungkap dalam wawancara eksklusif bersama PARAPUAN pada Januari 2024!
Memulai Karier di Digital Marketing
Sebelum bergabung dengan ONE Championship usai memenangkan "The Apprentice" yang tayang di Netflix, Vanessa adalah seorang pekerja kantoran biasa.
Ia mengawali kariernya di dunia profesional sebagai digital marketer walau latar belakang pendidikannya ialah mechanical engineering.
Baca Juga: Gojek dan KemenPPPA Kolaborasi Dukung Perempuan Wirausaha yang Berdaya
Selama kuliah dan bekerja, ia sadar bahwa passion-nya bukan di bidang digital marketing, apalagi mechanical engineering.
Dalam berkarier, Vanessa ingin menjadi sosok yang berdampak bagi masyarakat sekitar, dan menjadi pebisnis adalah salah satu caranya.
"Menurut saya itu kalau ingin meng-create impact untuk society, saya dealing with people through business, gitu," kata Vanessa kepada PARAPUAN.
Memulai Jamulogy di Tengah Pandemi
Alhasil setelah 3-4 tahun bekerja sebagai karyawan, Vanessa Techapichetvanich membangun bisnis jamu yang bernama Jamulogy. Mengapa jamu?
Perempuan yang pernah kuliah di Jepang itu menilai, jamu dari Indonesia belum terkenal layaknya batik atau tomyam dari Thailand.
Padahal, menurutnya jamu sangat potensial untuk menjadi terkenal seperti halnya dengan sushi dari Jepang.
Awalnya, Vanessa memang sudah berniat berbisnis kuliner dari Indonesia. Ia pun sempat harus memilih antara jamu atau tempe.
Sayangnya, ia tidak punya cukup banyak pengetahuan tentang tempe, sehingga jamulah yang dipilihnya.
Baca Juga: Rahasia Tiga Pelaku UMKM Perempuan Raup Cuan dari Bisnis Kuliner, Ini Kunci Utamanya
"Tapi for me, lebih tertarik jamu. Kalau tempe saya kurang knowledge. Di Jamulogy juga saya ada temen yang food scientist, tapi khusus minuman," papar Vanessa.
Multitalenta, Skill Mana yang Paling Banyak Digunakan Vanessa untuk Jamulogy?
Kuliah di teknik, bekerja di digital marketing, tapi kemudian menjadi pebisnis jamu.
Untuk menjalankan dan mewujudkan bisnisnya, tentu Vanessa tidak hanya memanfaatkan ilmu yang sudah diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman kerja.
Terkait hal ini, Vanessa mengaku bahwa ia memanfaatkan hampir semua skills yang diperolehnya dari bekerja di perusahaan maupun saat masih part time ketika kuliah.
Keterampilan seperti desain grafis, menulis sebagai travel blogger, serta pemasaran digital digunakannya dalam membangun bisnis.
Ia percaya, menjadi womenpreneur berarti harus menggunakan sebanyak mungkin skill dan pengetahuan yang dimiliki dan sesuai passion.
"Menjadi entrepreneur itu kan kita wear so many hats kan, enggak cuma di marketing doang atau operasional aja. You have to be everything, finance, business operation, fund raising, semuanya," tutur Vanessa.
"Jadi skill semuanya yang saya belajar yang waktu kuliah, waktu part time, waktu saya di corporate, semuanya ini very beneficial," imbuhnya.
Keren ya, Kawan Puan? Ternyata semua keterampilan yang dimiliki Vanessa saat bekerja kantoran sangat berguna ketika ia terjun ke dunia bisnis.
Itulah pentingnya belajar banyak dari hal-hal yang kamu minati, karena dari situlah kesuksesanmu akan datang. Semoga menginspirasi Kawan Puan!
Baca Juga: Ria Prawita Sari Bagi Tips Memulai Ide Usaha Fesyen, Kuncinya Jadi Trendsetter
(*)