Parapuan.co - Berbicara mengenai Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains, Kawan Puan mungkin penasaran dengan peluang karier di sains.
Di bidang sains, peluang karier yang terbuka cukup lebar bagi perempuan, salah satunya di bioteknologi.
Hal tersebut disinggung oleh Agustine Christela Melviana, Biotech and Seeds Manager di asosiasi nirlaba CropLife Indonesia.
Saat diwawancara PARAPUAN, Agustine Christela Melviana membocorkan soal karier di bidang bioteknologi dan peluangnya bagi perempuan.
Menurutnya, presentase antara perempuan dan laki-laki di industri ini kurang lebih 50:50 atau seimbang.
Namun pada regulatory science seperti Agustine Christela Melviana, presentase perempuan justru lebih banyak.
Perempuan yang akrab disapa Stela itu sendiri bahkan memimpin satu tim beranggotakan 13 orang, dan hanya ada satu laki-laki di antara mereka.
"Dalam tim saya sekarang justru banyak perempuannya. Hanya 1 laki-laki di antara 13 perempuan," papar Stela.
"Sebelumnya, saya peneliti di lab dan memimpin 1 tim dengan jumlah kurang lebih 350 karyawan, jumlah perempuannya 50 persen," imbuhnya.
Baca Juga: Selain Bisa Jadi Pilot, Ini Peluang Karier Perempuan di Industri Penerbangan
Posisi Perempuan di Industri Bioteknologi
Terkait posisi perempuan dan peluang karier di industri bioteknologi, Stela menyebut bidang ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu hulu dan hilir.
Di hulu, ada bagian di mana perempuan bisa menjadi peneliti. Sebagai peneliti, perempuan dianggap lebih detail dan penuh ketelitian.
"Dalam part hulu ini, justru bisa dibilang lebih banyak perempuannya loh," kata Stela.
"Mungkin karena kita melakukan penelitian secara detail dan penuh dengan ketelitian, jadi justru perempuan banyak mendominasi," tuturnya lagi.
Kemudian, perempuan di bioteknologi juga bisa menjadi penghubung antara peneliti dan regulator atau pemangku kebijakan.
Perempuan memiliki kemampuan komunikasi verbal yang lebih baik, sehingga bisa menerangkan teknologi dan bahasa teknis menjadi informasi yang lebih bisa dimengerti, tapi tetap komprehensif dan berlandaskan sains.
"Selain itu ada part antara, di mana dibutuhkan peneliti bioteknologi yang paham secara teknis namun bisa mentranslasi menjadi dokumen untuk pengkajian keamanan hayati (dossier)," terang Stela.
"Serta mereka bisa memberi penjelasan kepada para regulator atau pemangku kebijakan, part ini didominasi perempuan semua," tambahnya.
Baca Juga: Jadi Peluang Karier Baru, Ini Profesi Sektor Keuangan Favorit Gen Z Menurut Survei
Sementara di hilir, perempuan berperan untuk memanfaatkan produk hasil bioteknologi pertanian.
Perempuan di hilir ini merujuk pada para petani, yang di masyarakat masih didominasi oleh laki-laki.
Kendala Karier Bagi Perempuan di Bidang Bioteknologi
Lebih lanjut, Stela juga menyinggung soal kendala yang dapat dialami perempuan di bidang bioteknologi.
Sebenarnya tantangan ini hampir sama dan dialami perempuan di mana pun ia bekerja dan di industri apa pun ia berkarier.
Kendala yang dimaksud ialah ketika perempuan harus bisa bekerja dan menyeimbangkan kehidupan pribadinya sebagai istri maupun ibu.
"Kalau saya lihat rekan kerja dan tim saya yang mayoritas perempuan, mereka dituntut untuk bisa memenuhi kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai wanita karier," ungkap Stela.
"Namun jika khusus untuk bidang bioteknologi, jam kerja yang tidak terduga terkadang meminimalisir fleksibilitas kita sebagai ibu rumah tangga," jelasnya.
Contohnya ialah ketika peneliti dalam periode tertentu harus memantau dan mengambil data secara kontinu, hingga perlu menginap atau standby di lab.
Demikian kiranya peluang karier perempuan di bidang bioteknologi. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Profesi Ahli Gizi dan Peluang Kariernya di Indonesia
(*)