"Prinsip dasarnya adalah selama masih ada mulut yang perlu diberi makan, maka perlu terus ada bioteknologi pertanian," jelas Stela.
Alasannya, bioteknologi pertanian adalah teknologi yang harus dimanfaatkan dengan baik dalam rangka mencapai ketahanan pangan.
Bila tidak mengadopsi teknologi ini, suatu negara akan kesulitan untuk mencapai target tersebut.
"Jika dunia tidak mau mengadopsi bioteknologi, maka suatu negara akan kesulitan untuk mencapai ketahanan pangan," imbuhnya.
Hal itu membuat peneliti di bidang bioteknologi pertanian pada akhirnya akan selalu dibutuhkan.
Terlebih jika mengingat bahwa dunia sedang dilanda krisis iklim, perubahan iklim mulai sulit diprediksi.
Tentunya, produk pangan yang tahan perubahan iklim dan cuaca ekstrem sangat dibutuhkan.
Dan untuk itu memerlukan peneliti atau regulatory science untuk mendorong solusi inovatif melalui bioteknologi.
"Para profesional di bidang ini memiliki peluang untuk berkontribusi pada penyelesaian masalah-masalah tadi," kata Stela.
Baca Juga: Perempuan dalam Sains, Ini Sosok Agustine Christela Melviana yang Berkarier di Bioteknologi