Parapuan.co - Kasus perundungan atau bullying yang terjadi di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, Banten, jadi kabar viral di TikTok.
Kasus perundungan viral di TikTok ini dilakukan oleh sekelompok siswa kelas 12 SMA yang tergabung dalam "Geng Tai" terhadap anggota baru kelompoknya.
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Ipda Galih, menyatakan korban kasus perundungan viral di TikTok ini mengalami luka-luka.
"Korban terluka akibat kekerasan yang dilakukan lebih dari satu orang. Sebagian tubuhnya ada yang memar dan ada luka bakar akibat terkena suatu benda panas," ucap Galih.
Mengutip dari Verywell Mind, ternyata ada alasan di balik kenapa seorang remaja merundung temannya yang dibuktikan melalui studi The Social, Behavioral, and Emotional Correlates of Bullying and Victimization in a School-Based Sample.
Berikut ini lima alasan kenapa seorang remaja merundung temannya:
1. Popularitas
Perlu diketahui bahwa ternyata, terkadang intimidasi bisa menjadi perwujudan status sosial.
Remaja populer sering kali mengolok-olok anak-anak kurang populer dengan melanggengkan agresi relasional.
Baca Juga: Apa Itu Hurkle-Durkling pada Anak yang Sedang Viral di TikTok
Selain itu, popularitas juga dapat menyebabkan anak-anak menyebarkan rumor dan gosip, melakukan tindakan yang mempermalukan sampai mengucilkan orang lain.
2. Balas Dendam
Beberapa remaja yang pernah menjadi korban penindasan mencari cara untuk membalas atau membalas dendam.
Anak-anak ini sering disebut sebagai bully-victims dan mereka sering merasa tindakannya dibenarkan karena pernah dilecehkan dan disiksa.
Saat mulai menindas orang lain, mungkin mereka merasa lega atas apa yang dilakukan.
3. Masalah di Rumah
Remaja dari keluarga yang melakukan kekerasan lebih besar kemungkinannya untuk melakukan intimidasi karena agresi pada orang lain.
Selain itu, anak-anak dengan orang tua permisif alias mengizinkan melakukan hal tabu juga mungkin melakukan intimidasi.
Baca Juga: Istilah Kidult Viral di TikTok, Orang Dewasa Mengoleksi Mainan Anak
Tak hanya itu, anak-anak dengan harga diri rendah mungkin melakukan intimidasi sebagai cara untuk menutupi harga dirinya.
Misalnya, remaja yang menindas saudara kandung sendiri dapat memicu terjadinya perundungan di sekolah.
Ketika seorang menyiksa adiknya, maka korban pun mungkin merasa tidak berdaya.
Jadi untuk mendapatkan kembali perasaan berkuasa tersebut, anak-anak ini kemudian menindas orang lain, bahkan terkadang meniru tindakan kakaknya.
4. Kesenangan
Anak-anak yang bosan dan mencari hiburan terkadang melakukan intimidasi untuk menambah kegembiraan dan drama dalam hidup mereka.
Mereka juga mungkin memilih untuk melakukan intimidasi karena kurang perhatian dan pengawasan dari orang tuanya.
Kondisi tersebut mengakibatkan remaja melakukan bullying sebagai pelampiasan untuk mendapatkan perhatian.
Selain itu, remaja yang kurang rasa empati juga sering kali senang menyakiti perasaan orang lain.
5. Tekanan Teman Sebaya
Tak jarang anak-anak menindas orang lain agar cocok dengan suatu kelompok, meskipun itu berarti bertentangan dengan penilaian mereka.
Sering sekali pelaku ini lebih mementingkan penyesuaian diri dan diterima daripada khawatir tentang konsekuensi penindasan.
Seiring berjalannya waktu, anak-anak akan melakukan intimidasi karena mereka hanya ikut-ikutan saja.
Rasa takut tidak diterima atau takut menjadi sasaran berikutnya dapat menyebabkan anak melakukan perundungan secara berkelompok.
Itu dia berbagai alasan mengapa remaja melakukan bullying pada temannya yang tentunya hal tersebut salah serta tidak dapat dibenarkan.
Maka dari itu penting bagi para orang tua untuk menghentikan perilaku buruk ini dan mengatasi masalah dasar pemicu bullying.
Baca Juga: Mental Exhaustion Viral di TikTok, Ini Gejala dan Penyebabnya
(*)