Diah Kusumawardani Wijayanti, Srikandi untuk Negeri Pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia

Rizka Rachmania - Selasa, 5 Maret 2024
Sosok Srikandi untuk Negeri, Diah Kusumawardani Wiajayanti pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia.
Sosok Srikandi untuk Negeri, Diah Kusumawardani Wiajayanti pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Adeline Krisanti/NOVA

Parapuan.co - Diah Kusumardani Wijayanti adalah sosok Srikandi untuk Negeri yang sangat menginspirasi perempuan lain dengan aksi nyatanya mendirikan sebuah yayasan.

Diberi nama Belantara Budaya Indonesia, yayasan yang didirikan oleh Diah tahun 2013 ini mempunyai misi melestarikan budaya Indonesia, salah satunya tari.

Diah sang Srikandi untuk Negeri khawatir akan semakin sedikitnya anak-anak dan remaja yang mau melestarikan budaya Indonesia. Oleh karena itu ia mendirikan yayasan Belantara Budaya Indonesia.

Diah ingin anak-anak dan remaja belajar budaya Indonesia secara gratis tanpa harus membayar sepeser pun di Belantara Budaya Indonesia. Sebaliknya, ia ingin anak-anak dan remaja yang belajar di yayasannya jadi sosok yang berdaya dan punya mimpi.

Ibu dari dua orang anak ini juga menyasar anak-anak dan remaja dari kalangan menengah ke bawah yang kesulitan ekonomi, untuk diberikan latihan tari gratis di yayasannya.

Sebelum mendirikan yayasan, Diah adalah seorang pemimpin redaksi lifestyle di kantor berita Antara.

"Dulu pemimpin redaksi lifestyle di kantor berita Antara, terus setelah itu saya menjadi founder Belantara Budaya Indonesia," ucapnya saat menjadi narasumber acara NOVA, Style and Savings Strategi Pintar Atur Uang untuk Merawat Kemewahan, di Senayan Park, Jakarta, Sabtu, (2/3/2024).

Awal Mula Dirikan Belantara Budaya

Diah bercerita bahwa impiannya saat dirinya berusia 35 tahun adalah bisa berdaya. Oleh karena itu ia mendirikan yayasan Belantara Budaya agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain.

Baca Juga: Srikandi untuk Negeri Retno Kusumawati, Pemimpin yang Punya Misi Bantu Ibu Berkarier

"Di usia saya 35, saya pengin banget hidup saya berdaya. Saya buatlah yayasan, namanya Belantara Budaya Indonesia, punya sekolah tari tradisional gratis, sekarang itu sudah ada 20 sekolah, siswanya 8000 lebih, ada di Jakarta, Bandung, Bogor," ceritanya.

Tak cuma di daerah sekitar Jakarta, Diah menceritakan bahwa sekolah gratisnya ini juga ada di Cirebon, bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Cirebon, NTT ada, paling jauh NTT ada," ungkapnya.

Menariknya, Diah tak hanya mendirikan sekolah tari gratis untuk siswa umum, namun juga untuk siswa difabel. Ia mendirikan sekolah tari gratis yang inklusif ini bersama dengan pihak lain yang mensponsorinya.

"Kemarin juga baru diresmikan sekolah khusus difabel dan penuh (siswanya). Jadi punya sekolah difabel dua dan inklusi dua. Jadi ada 16 sekolah untuk umum," jelasnya.

Tantangan Tahun Ketiga dan Pikiran untuk Berhenti

Selama perjalanannya mendirikan dan mengelola Belantara Budaya, Diah sang Srikandi untuk Negeri tentu menghadapi tantangan.

Salah satu tantangan yang ia hadapi di tahun ketiga berdirinya Belantara Budaya adalah masalah finansial dan pendanaan. Diah sempat kehabisan uang untuk operasional yayasan.

Tak pernah sebelumnya ia kehabisan uang sampai hanya ada angka nol di rekening, Diah benar-benar sempat akan memutuskan untuk menutup yayasannya.

"Nah pas tiga tahun, sebelumnya saya belum pernah nih, morat-marit urusan keuangan," tuturnya.

Baca Juga: Maureen Hitipeuw, Srikandi untuk Negeri Pendiri Komunitas Single Moms Indonesia

"Saya pikir bikin yayasan itu gampang, bikin produk, bikin social media campaign, orang-orang datang, ternyata tidak semudah itu yang namanya yayasan, sekolah gratis mumetnya luar biasa," ceritanya.

Diah yang juga dikenal sebagai Ibu Yayasan itu pun menceritakan masalah yang ia hadapi kepada sang papa. Ia mengeluarkan keluh kesahnya, dan pikirannya untuk berhenti mengelola yayasan.

"Sampai saya bilang ke papa saya, 'Saya mau nyerah jadi orang baik,' karena ternyata pusing sekali mengurusi orang," ucapnya.

Bangkit dan Kembali Wujudkan Impian

Saat sudah yakin untuk memberhentikan Belantara Budaya, Diah seolah ditunjukkan oleh Tuhan alasan agar tidak menyerah dan terus mewujudkan impiannya untuk memberdayakan orang lain.

"Suatu hari saya mau stop nih, udah nih kayaknya mau stop udah tiga tahun saja, pas waktu itu saya di mobil di sekolah saya, saya lagi sedih jadi nggak turun menyapa yang lain seperti biasa, sambil mikir mau berhenti atau nggak, udah galau," tuturnya.

"Tiba-tiba saya lihat dari spion saya, 'Dah ayah', ayahnya loper koran mengantarkan anaknya sekolah di tempat saya," tambahnya.

Diah juga melihat anak-anak lain turun dari mobil, dari bajaj, melihat anak difabel untuk sekolah tari gratis di tempatnya. Ia juga didatangi oleh salah seorang ibu dari siswanya.

"Lalu ada lagi ibu-ibu datang, 'Kak Diah, terima kasih ya, berkat Kak Diah anak saya yang down syndrome jadi percaya diri'," tutur Diah menirukan ucapan ibu dari siswanya.

"Hari itu saya dikasih Tuhan lihat langsung dari spion saya. Saya langsung berpikir, 'Waduh kalau saya hentikan program saya, apa yang terjadih nih, apakah ada framing lagi seperti itu dalam kehidupan saya'," pungkasnya.

Alhasil, dengan tanpa menyerah, hingga sampai saat ini, Diah Kusumawardani Wijayanti sang Srikandi untuk Negeri terus berjalan dan memberdayakan orang di sekitarnya lewat Belantara Budaya Indonesia. 

Baca Juga: Rode Ajomi, Srikandi untuk Negeri dari Papua Jadi Perempuan Pertama di Eksekutif Freeport

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Borong Perlengkapan Ibu dan Bayi di Waktunya IMBEX Berd15kon!