Parapuan.co - Sebagian besar pelaku UMKM yang menjalankan ide usaha sudah semakin melek digital.
Untuk dapat berkompetisi di industri, para pelaku UMKM pun mengikuti berbagai program terkait literasi digital.
Salah satunya adalah program "UMKM Untuk Indonesia Untuk Transformasi Digital 2024" yang diinisiasi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna).
Program ini memberikan pendampingan bagi para pelaku ide usaha, agar bisa meningkatkan kemampuan pemasaran online mereka dan memperluas pasar.
Mengutip pers rilis yang diterima PARAPUAN, program ini juga terselenggara berkat kerja sama Sampoerna dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Program untuk UMKM ini juga menggandeng pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan telah diluncurkan pada 22 Februari 2024.
Saat peluncurannya, program ini melakukan pendampingan agar UMKM naik kelas melalui digitalisasi dengan menyasar 1.000 UMKM di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Salah seorang pelaku UMKM yang mendapatkan pendampingan ini, Lia Amalia mengungkapkan, ia telah merasakan dampak positif dari program transformasi digital tersebut.
Pemiliki bisnis Crispy Mushroom asal Cirebon itu mengatakan, pendampingan sangat penting karena pelaku usaha butuh bantuan mitra yang bisa mengarahkan dan memberikan ide baru agar usaha bisa lebih berkembang.
Baca Juga: Dorong Inklusi Keuangan, Lembaga Ini Sediakan Pembiayaan Digital untuk UMKM Perempuan
"Saya harap program bersama Sampoerna ini ada kelanjutannya sampai pada business matching untuk akses pasar," kata Lia selaku pelaku ide usaha.
"Yang paling dibutuhkan UMKM itu kan market dan pembiayaan. Tapi terutama market-nya, sehingga saya ikut ini ada hasilnya," ujarnya.
Di sisi lain, ada Leni Mariyani pemilik UMKM Dakey House yang menyampaikan harapannya untuk program buat UMKM tersebut.
Menurutnya, program semacam ini memberikan kesempatan pelaku usaha untuk mengembangkan kemampuan dan kapabilitas, khususnya optimalisasi penjualan online.
"Kami berharap program ini membantu bisnis kami berkembang. Sejauh ini kami mengandalkan pameran," terang Leni.
"Penjualan online sudah dicoba tapi belum optimal, sehingga berharap program ini bisa mengakselerasi, kami bisa lebih optimal," imbuhnya.
Ingin Melek Teknologi Digital
Kebutuhan untuk mendalami pemasaran online, khususnya melalui lokapasar (marketplace), juga disuarakan Monica, pemilik UMKM Madu Non Pasteurisasi asal Karawang.
Produk madu non pasteurisasi sudah tersedia di marketplace, tetapi dinilai belum optimal pemasaran dan penjualannya.
Baca Juga: Simak 5 Tips Dongkrak Transaksi Jualan Online Pasca Lebaran bagi UMKM
"Ketika ada program ini saya antusias. Ada coaching dan kami ditanya apa yang belum kami lakukan, dan kelemahan kami. Kami merasa ada kebutuhan untuk lebih memahami pemasaran online," ungkap Monica.
Selain aktif mengembangkan usaha madu, Monica juga terbuka untuk membantu UMKM yang hendak mengurus sertifikasi BPOM.
Ia punya mimpi membawa produk madu sachet non pasteurisasi bisa menembus pasar ekspor.
Senada dengan itu, Evi Rumondang, pemilik usaha Errumo Personal Care mengatakan kalau UMKM butuh pendampingan lebih untuk meningkatkan penjualan.
Evi berharap dapat belajar banyak hal melalui program "UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024" ini.
Melihat program tersebut baru dijalankan di Jawa Barat dan DKI Jakarta, diharapkan akan dilaksanakan pula di provinsi lain.
Dengan begitu transformasi digital bagi para pelaku ide usaha dapat lebih merata.
Bagaimana menurut Kawan Puan, tertarik mengikuti program ini jika ada di kotamu?
Baca Juga: Indonesia Digital Economy Conference Bahas Pentingnya Kolaborasi dan Percepatan Transformasi Digital
(*)