Jika sebelumnya orang harus patuh pada jam kerja pukul 08.00 sampai 16.00 WIB, kini tidak lagi.
Karyawan bisa bekerja di rumah dan pergi ke kantor untuk presensi. Tidak harus ke kantor selama tidak ada rapat darurat, misalnya.
Bahkan, ada pula perusahaan yang menetapkan aturan kerja 50:50, semisal tiga hari ke kantor, dua hari hybrid, atau sebaliknya.
Ketika tidak berangkat kantor, karyawan bisa melakukan pertemuan atau rapat online melalui Zoom, Google Meet, dan sebagainya.
Namun, apakah rapat online bisa membantu kinerja tim dan meningkatkan kekompakan?
Jebakan Hybrid Working
Pertanyaanmu akan terjawab setelah kamu memahami beberapa jebakan hybrid working berikut ini:
1. Ketidakseimbangan Fleksibilitas dan Kekakuan
Tidak sepenuhnya bebas dan fleksibel, kebijakan yang terlalu kaku dari perusahaan yang menerapkan hybrid work malah dapat mengurangi kebebasan dan fleksibilitas itu sendiri.