Baca Juga: Cegah Bosan WFH, 5 Model Hybrid Work Ini Bisa Diterapkan Perusahaan
Ini dapat terjadi jika perusahaan menerapkan aturan yang ketat terkait waktu kerja atau membatasi akses terhadap alat dan teknologi yang diperlukan untuk bekerja dari jarak jauh.
2. Tantangan Komunikasi dan Kolaborasi
Ketika sebagian anggota tim bekerja dari kantor dan sebagian lagi bekerja dari rumah, dapat muncul tantangan dalam komunikasi dan kolaborasi antar tim.
Belum lagi kurangnya interaksi langsung yang dapat menghambat aliran informasi dan pemecahan masalah yang efektif.
3. Perasaan Keterpisahan dan Isolasi
Bekerja dari rumah secara terus-menerus bisa membuat orang merasa terisolasi dan terputus dari lingkungan kerja, dan mengurangi motivasi serta menurunkan produktivitas mereka.
4. Kesulitan dalam Menetapkan Batasan antara Kehidupan Pribadi dan Kerja
Fleksibilitas dalam hybrid working dapat menyulitkan karyawan untuk menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu luang.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya burnout dan masalah kesehatan mental lainnya.
Untuk menghindari jebakan-jebakan di atas, perusahaan perlu mengadopsi kebijakan yang seimbang dan memperhatikan kebutuhan dan preferensi individu dalam tim.
Selain itu, penting bagi pemimpin tim untuk memastikan komunikasi yang efektif dan memfasilitasi kolaborasi yang lancar antar anggotanya, terlepas dari lokasi kerja mereka.
Itulah beberapa jebakan hybrid working. Mungkinkah tempat Kawan Puan bekerja menerapkan sistem kerja ini?
Baca Juga: Libur Lebaran 2023 Masih Kerja, Berikut Tips Menerapkan Hybrid Work
(*)