Di awali dengan mengubah cara berpikir kita untuk lebih memprioritaskan lingkungan.
"Ada banyak yang bisa kita lakukan, di tingkat individu kita bisa mengubah cara berfikir dan bertindak untuk lebih peduli lingkungan dan orang lain. Itu bisa kita lakukan," jelas Alin.
Tak hanya di tingkat individu saja, masih banyak hal besar yang bisa dilakukan secara berkelompok.
"Yang lain, di tingkat komunitas udah banyak contoh, bagaimana perempuan adat mengambil ruang yang signifikan, hutan mereka terutama."
"Itu bagaimana peran yang dilakukan perempuan menyelematkan iklim dengan menjaga hutan. Di banyak tempat mereka harus berhadapan perusahaan sawit, tambang, tapi mereka nggak gentar karena bagi mereka menyelamatkan hutan adalah menyelamatkan kehidupan," imbuh Alin.
Alin juga berujar, untuk bisa meningkatkan kesadaran akan keselamatan lingkungan tak harus jadi aktivis dulu.
Menurutnya, setiap pengalaman perempuan adalah kunci kuat bahwa semua perempuan bisa bersuara.
"Pengalaman setiap perempuan itu penting untuk kita kenali. Itu lebih kuat. Ibu rumah tangga terkait krisis iklim harga beras makin mahal, itu jauh lebih kuat daripada cuma aktivis yang ngomong," kata Alin.
Karenanya, Alin meminta agar kita sebagai perempuan selalu menghargai pengalaman yang kita alami.
Dari keresahan itulah, kita bisa mencari tahu permasalahannya dan bagaimana solusi menghadapinya.
"Menghargai pengalaman kita, berbasis pengalaman itu, kita mencari tahu apa yang terjadi. Kita bisa gunakan ruang-ruang dan kelembagaan perempuan (untuk mengatasinya)" pungkas Alin.
Baca Juga: Ini Bukti Perempuan Jadi Korban Paling Terdampak dari Masalah Krisis Iklim
(*)