Parapuan.co - Selama menjalankan ibadah puasa, ibu hamil tetap perlu melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Namun, olahraga yang dilakukan oleh ibu hamil itu tidak boleh sembarangan, karena perlu memperhatikan trimesternya.
"Jadi sebenarnya kalau puasa dan mau olahraga, ibu hamil perlu memperhatikan trimesternya (usia kandungan)," ujar Jehan Islianur selaku Co-Founder dan Master Trainer di Paradigm Fitness.
"Contoh buat orang yang dari sebelum puasa sudah aktivitasnya rutin berolahraga, sebenarnya selama dari dokter menyatakan kondisi ibu dan calon bayinya baik-baik saja, sebenarnya boleh exercise seperti sebelum mereka hamil," ujar Jehan saat ditemui PARAPUAN di Paradigm Fitness SCBD, Jakarta.
Meski boleh berolahraga seperti biasa, ibu hamil pun perlu mengurangi beban angkatannya.
"Misalnya biasanya squat 20 kg, kita kurangian jadi setengahnya, jadi 10 kg," kata Jehan.
Trimester Kedua
"Kalau kita sudah masuk ke trimester kedua, di mana mungkin udah masuk ke empat bulan ya, kan sebenanrya janinnya lebih kuat, maka intensitasnya sudah bisa lebih ditingkatkan," imbuh Jehan.
Akan tetapi, Jehan memberi catatan khusus, bagi ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah berolahraga sama sekali sebelum mengandung, maka aktivitasnya pun tak boleh berlebihan.
Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal, Andien Aisyah Bagikan Tips Bagi Waktu untuk Olahraga
"Sebenarnya boleh olahraga, tapi harus melihat background sebelum dia hamil, dia adalah tipikal yang sudah biasa olahraga, jarang berolahraga, atau tidak pernah berolahraga," papar Jehan.
Sebab, menurutnya intensitas berolahraga akan berperngaruh pada kondisi tubuh.
"Pastinya tetap ada sensasi rasa pegal, capek, tetep ngos-ngosan, sensasi itu biasanya akan memengeruhi buat orang-orang yang misalnya mungkin tidak berolahraga," imbuhnya.
Trimester Ketiga
"Kalau di trimester yang ketiga, sebenarnya sudah masuk bulan ke tujuh, wajib berolahraga," tegas Jehan.
"Karena kalau untuk yang ingin lahiran secara normal, dia butuh fit, dia butuh ngeden, kemudian saaat dia mau mendorong dia butuh tenaga dari otot yang kuat, kalau ototnya lemah akan sulit buat ngeden," lanjutnya.
Ia menyatakan di trimester ketiga, ibu hamil perlu olahraga yang berfokus pada menguatkan area otot-otot badan bagian bawah.
"Kalau buat yang caesar memang enggak akan ngeden, tapi hamil itu orang itu naiknya 20 kg 30 kg, artinya naruh beban lebih di badannya," ungkap Jehan.
"Kalau ga punya kaki yag kuat, core yang kuat, gimana cara nahannya. Itu makanya ibu-ibu hamil banyak yang lower back pain, neck pain, lututnya sakit, angkelnya sakit, ya karena itu, bobot yang terlalu besar," tambahnya.
Keuntungan Berolahraga bagi Ibu Hamil
Jehan pun menegaskan ibu hamil yang rajin berolahraga punya waktu pemulihan yang lebih cepat.
"Sebagai contoh, saya itu anak pertama normal, 40 hari sudah bisa exercise seperti biasa. Anak kedua caesar, yang biasanya orang enggak bisa ngapa-ngapain, saya hari kedua udah bisa jalan walau masih ada rasa sakit," pungkas Jehan.
Jehan berpesan, olahraga sangat penting untuk perempuan karena masa otot yang bertambah akan meningkatkan kepadatan tulang.
Kepadatan tulang yang baik itu mampu menurunkan risiko pengeroposan tulang, sebab menurut Jehan, perempuan lebih mudah terkena osteoporosis.
"Cara membuat mereka tetap kuat dan tulangnya tidak dapat keropos, adalah berolahraga," tegasnya.
Jehan pun merekomendasikan ibu hamil untuk olahraga minimal seminggu dua kali dengan durasi latihan 45 menit sampai satu jam.
Khusus untuk ibu hamil, disarankan memakai personal trainer atau mengikuti berbagai kelas prenatal.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu Kawan Puan yang tengah hamil perhatikan saat olahraga ketika bulan puasa.
Baca Juga: 5 Manfaat Kitesurfing bagi Kesehatan, Olahraga Air Esktrem Viral di TikTok
(*)