Artinya setelah iklan berakhir, penjualan produk akan menurun, tidak sebesar saat iklan tayang.
Namun, tidak sedikit perusahaan yang meyakini iklan yang tayang terus-menerus justru akan jadi pemborosan dan tidak efektif.
Produsen yang memilih mengiklankan produk dengan strategi flighting percaya, iklan mereka efektif dan mendatangkan keuntungan signifikan selama periode penayangan.
Dalam hal iklan sirup, perusahaan ingin mendorong keputusan konsumen untuk membeli produk di periode Ramadan-Lebaran.
Pasalnya di momen Ramadan hingga Lebaran, kebutuhan akan minuman manis juga meningkat drastis.
Bahkan, produk minuman manis ini banyak digunakan sebagai hampers atau bingkisan.
Kalau pun momen berakhir, produk yang sudah mem-branding diri sebagai minuman Ramadan-Lebaran ini bisa jadi masih akan diburu kapan saja saat konsumen membutuhkan.
Itulah tadi strategi flighting dalam iklan yang bisa kamu terapkan untuk bisnismu, baik iklan melalui TV, radio, maupun internet. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Predictive Marketing, Strategi Pemasaran untuk Memprediksi Efektivitas Promosi
(*)