Apa Itu Strategi Flighting Seperti di Iklan Sirup yang Hanya Tayang Ramadan?

Arintha Widya - Minggu, 31 Maret 2024
Ilustrasi: Mengenal strategi iklan flighting seperti pada produk sirup yang hanya muncul pada periode tertentu
Ilustrasi: Mengenal strategi iklan flighting seperti pada produk sirup yang hanya muncul pada periode tertentu Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan tentu sudah tidak asing dengan iklan sirup yang hanya tayang menjelang Ramadan hingga Lebaran berakhir.

Iklan sirup tersebut bahkan bisa dibilang menjadi penanda bahwa bulan puasa segera tiba.

Memang benar, iklan sirup Marjan hanya tayang menjelang Ramadan sampai Lebaran, atau sekitar 2 bulan.

Mengapa demikian? Rupanya produsen ingin mendongkrak penjualan dan memaksimalkan keuntungan selama momen Ramadan dan Lebaran.

Strategi pemasaran yang mereka lakukan disebut dengan istilah flighting. Apa itu flighting?

Di bawah ini definisi lengkap dari istilah flighting sebagaimana dilansir dari Investopedia!

Apa Itu Flighting?

Flighting umumnya dikaitkan dengan strategi pemasaran melalui penayangan iklan di televisi.

Akan tetapi, strategi ini dapat digunakan pada jenis media lain, seperti radio atau internet.

Baca Juga: Ingin Sukses Gaet Pelanggan Lewat Omnichannel Marketing? Hindari 5 Kesalahan Ini

Flighting adalah strategi penjadwalan iklan dalam periode tertentu, dan akan berhenti bila jangka waktu tersebut habis.

Perusahaan bisa menggunakan strategi ini untuk menghemat biaya mengiklankan produk.

Misalnya pada sirup Marjan, mereka hanya melakukan promosi atau penayangan iklan selama dua bulan dalam setahun.

Iklan selanjutnya akan berlangsung pada periode yang sama di tahun berikutnya.

Selama jeda atau saat tidak mengiklankan produk, perusahaan akan mengandalkan efek atau dampak dari iklan sebelumnya.

Artinya, perusahaan rela menggelontorkan banyak dana untuk iklan demi memberikan efek branding selama periode penayangan.

Berkat strategi flighting, sirup tersebut jadi identik dengan bulan Ramadan dan Lebaran.

Pemahaman Tentang Flighting

Strategi flighting bertentangan dengan keyakinan umum bahwa setiap penurunan promosi produk akan memperlambat penjualannya.

Baca Juga: Perbedaan Google dan Meta Ads untuk Memasarkan Ide Usaha, Apa Saja?

 

Artinya setelah iklan berakhir, penjualan produk akan menurun, tidak sebesar saat iklan tayang.

Namun, tidak sedikit perusahaan yang meyakini iklan yang tayang terus-menerus justru akan jadi pemborosan dan tidak efektif.

Produsen yang memilih mengiklankan produk dengan strategi flighting percaya, iklan mereka efektif dan mendatangkan keuntungan signifikan selama periode penayangan.

Dalam hal iklan sirup, perusahaan ingin mendorong keputusan konsumen untuk membeli produk di periode Ramadan-Lebaran.

Pasalnya di momen Ramadan hingga Lebaran, kebutuhan akan minuman manis juga meningkat drastis.

Bahkan, produk minuman manis ini banyak digunakan sebagai hampers atau bingkisan.

Kalau pun momen berakhir, produk yang sudah mem-branding diri sebagai minuman Ramadan-Lebaran ini bisa jadi masih akan diburu kapan saja saat konsumen membutuhkan.

Itulah tadi strategi flighting dalam iklan yang bisa kamu terapkan untuk bisnismu, baik iklan melalui TV, radio, maupun internet. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Mengenal Predictive Marketing, Strategi Pemasaran untuk Memprediksi Efektivitas Promosi

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?