Dokter Amira mengatakan bahwa pertama kali ditugaskan di Fakfak, Papua Barat sebagai seorang dokter umum.
Namun ketika sampai di Papua, ia mendapati fakta bahwa banyak perempuan hamil, perempuan usia tua, dan perempuan di bawah umur yang membutuhkan pelayanan kesehatan di bidang kandungan dan kebidanan.
Dari situ, dokter Amira bertekad untuk melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis dan bersedia ditugaskan kembali di Fakfak untuk mengisi kekosongan pelayanan kesehatan.
"Di sana (saat sampai di Papua Barat) saya banyak melihat kenyataan bahwa perempuan hamil, usia tua, perempuan di baawah umur yang ternyata banyak membutuhkan pelayanan kesehatan di bidang kandungan dan kebidanan," ucap dr. Amira.
"Dari situ saya tertarik melanjutkan pendidikan dan mendapatkan beasiswa dari Kemenkes," imbuhnya
Sebagai dokter yang bertugas di wilayah terpencil, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh dr. Amira salah satunya memberikan edukasi pada masyarakat.
"Komunikasi kita harus pakai hati, kita datang sebagai keluarga. Jadi enggak bisa kita mengoreksi hal-hal puluhan tahun yang sudah menjadi budaya," imbuhnya.
Baca Juga: 6 Dampak Gangguan Hormon pada Perempuan, Ketahui Pula Gejalanya