Selain Kehamilan Usia Muda, Ini Tantangan Mencapai Kesetaraan Kesehatan di Wilayah Papua

Saras Bening Sumunar - Jumat, 19 April 2024
Ilustrasi dokter di wilayah terpencil.
Ilustrasi dokter di wilayah terpencil. Freepik

Hal serupa rupanya juga dialami oleh Wike Afrilia Patungka.

Perempuan asal Sulawesi ini sudah bertugas menjadi bidan di pedalaman Papua sejak 2017 lalu.

Sehari-hari, Wike aktif memberikan edukasi pada masyarakat Papua terkait sistem reproduksi perempuan.

Meski begitu, masih banyak kesulitan yang ia alami dalam memberikan pemahaman pada masyarakat.

Bukan itu saja, kepercayaan akan banyak anak banyak rezeki juga masih mendarah daging.

Hal inilah yang membuat Wike sering menemui ibu melahirkan banyak anak apalagi mereka masih berusia muda.

"Pada saat datang di situ ada banyak mama-mama yang menggendong anak sampai tiga anak sekaligus, anak yang masih kecil sudah punya anak juga, dan dari situ saya miris dengan kehidupan yang ada di kedalaman Papua," ucap Wike.

Berawal dari kejadian tersebut, Wike mulai mendekatkan diri dengan masyarakat untuk mengedukasi tentang sisi kesehatan kehamilan anak di bawah umur maupun risiko melahirkan banyak anak.

Di era modern seperti saat ini, masih banyak perempuan-perempuan di pelosok Indonesia yang belum teredukasi tentang isu-isu kesehatan terutama tentang kandungan dan kebidanan.

Apa yang dilakukan oleh dr. Amira dan Wike menjadi bentuk dukungan dan upaya mengedukasi perempuan lain untuk mencapai kesetaraan kesehatan.

Baca Juga: Kata Ahli, Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Perempuan Perlu Dilakukan Sejak Usia Segini

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?