Parapuan.co - Alvina Elysia Dharmawangsa tak pernah menyangka bahwa dirinya akan didapuk menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Kaltim Nusa Etika (KNE), anak perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim).
Pencapaian ini merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Vina, begitu ia akrab disapa, menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi sebagai Direktur Utama di PT KNE.
Perempuan berusia 39 tahun itu menduduki posisi Dirut PT KNE sejak Juli 2022. Namun, Vina sudah berkarier di Pupuk Kaltim jauh sebelum itu.
Perjalanan Karier Vina di Pupuk Kaltim
Vina mengawali karier sebagai staf Process Engineer di pabrik Pupuk Kaltim pada tahun 2008 usai menyelesaikan studi S1 jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Sejak awal berkarier, Vina selalu menjunjung tinggi prinsip teamwork atau kerja tim.
“Saat itu, di masa awal karier, saya banyak belajar hal-hal teknis maupun teamwork dan saya memiliki kebanggaan tersendiri sebagai ‘orang pabrik’,” ujar perempuan kelahiran 4 Februari 1985 ini.
Satu dekade sejak mulai bekerja di Pupuk Kaltim, Vina mendapatkan kesempatan untuk mengasah kompetensi dan wawasan di bidang manajemen.
“Saya seperti mendapatkan helicopter view yang lebih luas terkait dengan pengelolaan korporasi maupun SDM," ucapnya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Handari Putri di P&G Indonesia dan Pentingnya Support System dalam Prosesnya
"Saya belajar banyak hal yang pada akhirnya menjadi bekal pengalaman dan pengetahuan saya ketika akhirnya saya ditugaskan sebagai Direktur Utama KNE hingga saat ini,” tambahnya.
Menariknya, bersamaan dengan dirinya berkarier di Pupuk Kaltim, Vina berhasil menyelesaikan studi S2 dari School of Business and Management Institut Teknologi Bandung.
Tantangan Berkarier di Industri yang Didominasi Laki-laki
Meniti karier di industri yang didominasi laki-laki tentu bukan perkara yang mudah.
Tapi dengan ketekunan, kerja keras, dan disiplin, Vina membuktikan bahwa perempuan bisa bersinar di manapun ia ditempatkan.
Lagi-lagi, teamwork dan kerja sama yang solid menjadi kunci utama bagi Vina untuk meniti kariernya. Semangat serupa juga selalu dibagikan Vina kepada timnya.
“Saya juga selalu menekankan kepada seluruh karyawan bahwa setiap individu merupakan bagian penting dari keluarga besar di dalam perusahaan, sehingga setiap orang memiliki peran dan tugas masing-masing yang turut mendorong kesuksesan perusahaan sebagai tujuan bersama,” ungkapnya.
Sebagai perempuan yang meniti karier dari industri pupuk dan berkembang ke bidang SDM, Vina tidak pernah merasa gender menjadi batasan untuk berkarya.
Selama bekerja di Pupuk Kaltim, Vina bersyukur karena perusahaan selalu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk seluruh karyawan tanpa membedakan gender.
Baca Juga: Women In Tech Sambut Hari Kartini: 3 Perempuan Kreatif di Industri Intelektual Properti
Bahkan ketika masih berkarya sebagai Process Engineer di Pupuk Kaltim, Vina diberikan kesempatan memimpin tim untuk pekerjaan Turn Around yang notabene didominasi oleh laki-laki.
Menjalani tanggung jawab sebagai Dirut KNE tentu membentuk dan mengasah kemampuan kepemimpinan Vina menjadi lebih baik.
Tapi tidak sekalipun Vina menganggap bahwa gender menjadi penentu gaya kepemimpinan seseorang.
“Meskipun ada pandangan stereotipe bahwa perempuan lebih emosional dan laki-laki lebih logis sehingga memengaruhi cara memimpin, sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan dari gender terhadap gaya kepemimpinan," ungkapnya.
"Menurut saya, gaya kepemimpinan lebih dipengaruhi oleh personality dan skill. Seorang pemimpin yang baik harus mau untuk terus belajar, mengembangkan diri serta mampu menciptakan situasi kerja yang kondusif dan inklusif," lanjutnya.
Peran Vina di Keluarga
Sejalan dengan perannya di dalam keluarga, Vina berusaha menyeimbangkan perannya di dunia pekerjaan dengan peran sebagai ibu untuk dua anaknya.
Menurut Vina, dua peran ini bisa dijalankan dengan prinsip yang serupa, yakni membimbing setiap anggotanya untuk menjadi lebih baik dan meraih kesuksesan bersama.
Bahkan di sela kesibukannya sebagai Dirut KNE, perempuan yang memiliki hobi bermain golf ini sebisa mungkin membagi waktunya bersama keluarga.
“Memiliki karier bukan berarti saya akan meninggalkan peran saya sebagai ibu di dalam keluarga. Saya berusaha membangun komunikasi dengan menjadi pendengar, penasihat atau bahkan teman untuk anak-anak saya,” lanjutnya.
Vina pun ingin berbagi inspirasi kepada banyak perempuan berkarier. Bahwa sebagai perempuan yang menikmati manisnya hasil perjuangan Kartini, setiap perempuan harus dapat menjadi diri sendiri, menggali potensi diri, mewujudkan impian dan cita-cita.
Dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri, berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati diri sebagai perempuan, itulah bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini.
“Menjadi perempuan yang berkarier memang bukan hal yang mudah. Namun kita sebagai perempuan harus selalu percaya diri bahwa kita mampu untuk menjalankan berbagai peran kita baik dalam dunia kerja maupun keluarga," ucapnya.
"Lakukan yang terbaik, kembangkan diri, gapai mimpi dan cita-cita, serta tidak lupa menjalani kehidupan yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan hebat. Do what you want to do, be who you want to be. This is your life, live it. Saya perempuan, saya Kartini," pungkasnya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Amaryllis Esti Wijono, Nutrition Director yang Sudah 20 Tahun di Unilever
(*)