Cegah Bayi Dibuang, Ini yang Perlu Dilakukan Jika Orang Terdekat Alami Kehamilan Tidak Diinginkan

Tim Parapuan - Jumat, 26 April 2024
Perempuan menghibur temannya yang mengandung di luar nikah.
Perempuan menghibur temannya yang mengandung di luar nikah. (Getty Images/Tassii)

Parapuan.co - Salah satu alasan maraknya kasus bayi dibuang adalah terjadinya kehamilan tidak diinginkan (KTD). 

Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya kesiapan dan penerimaan dari diri si ibu ataupun orang-orang terdekatnya.

Ya, tanpa disadari, orang-orang terdekat juga bisa membawa dampak pada maraknya kasus bayi dibuang ini.

Bagaimana tidak, penghakiman pada perempuan yang mengalami KTD bisa membuat mereka stres, depresi hingga meningkatkan kemungkinan melakukan pengabaian pada anak. 

Lantas, apa yang bisa Kawan Puan lakukan jika mengetahui orang terdekat mengalami kehamilan tidak diinginkan dan mencegah bayi dibuang?

1. Pahami Tanpa Menghakimi

Counselor First Care Clinic, Lieke Puspasari, melalui wawancara dengan PARAPUAN pada Senin (22/2/2024) berpendapat bahwa memahami kondisi perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan adalah cara termudah yang bisa dilakukan.

Perasaan tak terima dan menghakimi adalah emosi atau respons umum ditunjukan kepada ibu hamil tidak diinginkan.

Maka dari itu, Kawan Puan bisa mendekati mereka terlebih dahulu dan tunjukkanlah kasih sayang tanpa menghakimi.

Baca Juga: Pernikahan Anak Makin Marak Selama Pandemi, Apa Bahaya Hamil di Usia Remaja?

"Berikan attachment, kasih sayang no judgement. Bukan artinya kita membenarkan, tapi terima dulu, itu yang terpenting," tegas Lieke.

2. Berikan Dukungan

Dukungan akan sangat dibutuhkan bagi si ibu yang mengalami KTD karena ia juga merasakan gejolak kalut di dalam emosinya.

Kawan Puan bisa coba ajak mereka untuk mengobrol, tetapi dengan tetap memperhatikan batas-batasan.

Di kala Kawan Puan mengobrol, perhatikanlah intonasi yang digunakan supaya tidak meninggi atau membuat si ibu merasa tak aman.

Berikanlah pula kata-kata yang mampu menenangkan si ibu supaya mereka merasa aman dan nyaman.

"(Ketika) kalut, mau ngaku aja susah, (sehingga) dapat kata-kata itu damai banget hatinya," jelas Lieke.

Dukungan itu bisa ditunjukkan dalam bentuk kalimat melalui obrolan ataupun hal lainnya.

Salah satunya yaitu Kawan Puan bisa menunjukkan kepedulian dengan mengajaknya untuk konsul ke dokter kandungan.

Baca Juga: Viral di TikTok Ibu di Sumbawa Buang Bayi 9 Bulan di Sungai Karena Tumbuh Kembangnya Lambat, Begini Faktanya

Bisa pula dengan menemani mereka semasa kehamilan hingga melahirkan, dengan juga memastikan asupan gizi yang si ibu konsumsi.

3. Jangan Membuka Luka Lama 

"Jangan ada nyentil-nyentil perilaku. Jangan! Sekali aja udah bikin down lagi," ucap Lieke mengingatkan.

Emosional ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sangatlah tidak stabil sehingga sensitif dengan perubahan intonasi atau ucapan sekecil apa pun.

Kawan Puan tak perlu membuka lagi luka lama itu, tetapi cukup dengan memahami dan ikut menerima kondisinya.

Maka dari itu, berilah mereka dukungan dengan lembut dan hati-hati supaya kehamilan pun berjalan dengan baik.

"Dan bisa dipastikan bayinya tidak akan dibuang karena dia juga sudah bisa menerima," tegas Lieke.

Berbagai dukungan itu akan membuat si ibu pun juga bisa menerima kehadiran si bayi nantinya.

Dengan begitu, kasus-kasus bayi dibuang pun bisa tercegah. Si ibu bisa mendapatkan perhatian yang cukup dan bayi pun bisa lahir dengan sehat.

Baca Juga: Viral Ibu Tinggalkan Bayi di Halte Karena Faktor Ekonomi, Isi Suratnya Mengharukan

(*)

Josephine Christina Arella/PARAPUAN

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga