Namun, sekalipun bayi dibuang diadopsi oleh keluarga yang siap mempunyai anak, tetap tidak menutup kemungkinan anak tersebut lebih sulit tumbuh dengan baik.
Itulah yang akhirnya berdampak pada sikap atau karakter anak yang sulit diatur, bandel, aktif hingga enggan mendengar ucapan orang.
Lieke pun menyampaikan, perilaku itu bukanlah suatu hal yang bisa dikontrol si anak, bahkan ia sendiri pun tidak mengerti akan perilakunya.
Pada kondisi yang lebih parah, anak dibuang bisa mengalami masalah seperti Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD).
"Ibu yang secara mental down tidak mengharapkan bayinya, ke pertumbuhan dan perkembangan anak tuh luar biasa pengaruhnya," tutup Lieke.
Maka dari itu, perlu adanya persiapan yang matang untuk mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan yang berujung pada kasus bayi dibuang.
Atau, jika Kawan Puan menemui orang-orang terdekat mengalami kehamilan tidak diinginkan dan menunjukkan ciri pengabaian anak pada sang ibu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Mulai dari memahami kondisi si ibu tanpa menghakimi, memberikan dukungan fisik dan emosional yang tulus hingga hindari membuka luka lamanya.
Sebagai keluarga, sahabat atau orang terdekat, Kawan Puan turut punya andil untuk mencegah terjadinya kasus bayi dibuang dengan sama-sama memberikan dukungan untuk perempuan lainnya.
Baca Juga: Viral di TikTok, 3 Fakta Nana Mirdad Selamatkan Bayi di Semak-Semak
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN