Baca Juga: Viral di TikTok Urutan Mandi yang Benar, Ini Penjelasan dari Ahli
Dokter Aisya mengungkap bell's palsy ini bisa dialami di segala usia, namun lebih sering terjadi pada orang tua dibandingkan anak-anak.
Gejala bell's palsy ini muncul secara tiba-tiba, biasanya ditandai dengan satu sisi wajah yang mengalami kelumpuhan.
"Wajahnya sulit berekspresi atau 'perot' tapi bukan stroke, air liurnya berlebih, nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga, lebih peka terhadap suara, dan sakit kepala," paparnya.
Gejala pun bisa berkembang lebih parah karena wajah kekurangan suplai darah dan terjadi tekanan pada saraf kranial, saraf fasialias, akhirnya kondisi tersebut pun menyebabkan kelumpuhan saraf.
Padahal saraf tersebut berfungsi mengontrol gerakan menutup mata, ekspresi wajah, menerima rangsangan rasa pada lidah, dan merangsang produksi air liur.
Cara Mengobati Bell's Palsy
Pada kasus ringan, bell's palsy tidak memerlukan tindakan medis, karena dapat pulih sendirii.
"Akan tetapi kalau menunjukkan gejala yang berat, dokter akan menanganinya dengan penggunaan obat-obatan ataupun fisioterapi untuk mengoptimalkan fungsi saraf," papar dr. Aisya.
Adapun pengobatan rumahan yang bisa dicoba untuk mengurangi efek samping bell's palsy antara lain memakai obat tetes mata di siang hari dan salep di malam hari demi mengurangi iritasi pada mata akibat sarafnya terganggu.
Dianjurkan pula untuk istirahat yang cukup, memakai kacamata saat keluar rumah, dan menghindari paparan udara dingin.
Baca Juga: Bronkitis Kronis Viral di TikTok, Ini Hal Penting yang Harus Diketahui
(*)