Parapuan.co - Bell's palsy jadi kondisi kesehatan viral di TikTok yang menarik perhatian warganet.
Pasalnya berdasarkan video dari akun @qooyum, bell's palsy terjadi akibat penggunaan kipas angin terus-menerus.
"Gara-gara pake kipas angin terus-terusan jadi kena bell's palsy, pliss jaga kesehatan semuanya," tulis @qooyum melalui videonya yang viral di TikTok tersebut.
@qooyum Gara gara pake kipas angin terus terusan jadi kena Bells palsy, pliss jaga kesehatan semuanya :) #bellspalsy #bellspalsyrecovery #jagakesehatansemua #stayhealthy ♬ suara asli - AQY | Spesialis bekal anak kos
Lantas, apa itu bell's palsy dan benarkah penyebabnya karena penggunaan kipas angin?
Dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis anak Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, dr. Aisya Fikritama memaparkan ada anggapan keliru tentang bell's palsy yang beredar di masyarakat.
"Sebenarnya bell's palsy sendiri adalah suatu kondisi lumpuh atau lemahnya satu sisi otot wajah yang disebabkan oleh peradangan pada saraf yang bertugas untuk mengendalikan otot wajah," ujar dr. Aisya.
Ia menyatakan bell's palsy ini terjadi akibat adanya infeksi virus, meskipun bisa pula diduga karena penggunaan pendingin ruangan (AC) dan kipas angin.
Anggapan bell's palsy yang disebabkan oleh penggunan AC dan kipas angin terus-menerus tidak sepenuhnya benar.
"Memang paparan udara dingin seperti penggunaan AC atau kipas angin menjadi salah satu faktor yang bisa memicu munculnya bell's palsy," terangnya.
Baca Juga: Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?
"Ini karena keduanya itu bisa menjadi alat pembantu dalam penyebaran virus yang bisa menyebabkan bell's palsy," lanjutnya.
"Jadi penyebab bell's palsy itu bukan sepenuhnya karena kipas angin, melainkan dari infeksi virus dan kekebalan tubuh yang lemahlah yang menjadi penyebab utama dari kondisi bell's palsy," tandas dr. Aisya.
Penyebab Bell's Palsy
Menurut dr. Aisya, belum diketahui apa penyebab bell's palsy.
"Penyebab secara pasti dari kondisi bell's palsy belum diketahui secara pasti, tapi ini diduga karena kondisi saraf yang mengendalikan wajah itu terganggu," terangnya.
Meski begitu, ada berbagai kondisi yang mungkin memicu munculnya bell's palsy, yakni luka robek pada dagu dan cedera pada kecelakaan.
Selain itu retak pada tulang tengkorak dan kelumpuhan wajah turunan juga jadi pemicu bell's palsy.
Perlu diketahui, adapun virus yang dicurigai berperan sebagai penyebab bell's palsy yakni herpes simpleks, cacar air, herpes zoster, cytomegalovirus atau CMV, adenovirus, campak jerman atau rubella, serta gondongan.
"Jadi kalau stres dan sedang sakit, itu bisa menjadi pemicu potensial. Begitu juga dengan trauma fisik yang baru terjadi, kurang tidur, dan kondisi imun yang lemah," tambahnya.
Baca Juga: Viral di TikTok Urutan Mandi yang Benar, Ini Penjelasan dari Ahli
Dokter Aisya mengungkap bell's palsy ini bisa dialami di segala usia, namun lebih sering terjadi pada orang tua dibandingkan anak-anak.
Gejala bell's palsy ini muncul secara tiba-tiba, biasanya ditandai dengan satu sisi wajah yang mengalami kelumpuhan.
"Wajahnya sulit berekspresi atau 'perot' tapi bukan stroke, air liurnya berlebih, nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga, lebih peka terhadap suara, dan sakit kepala," paparnya.
Gejala pun bisa berkembang lebih parah karena wajah kekurangan suplai darah dan terjadi tekanan pada saraf kranial, saraf fasialias, akhirnya kondisi tersebut pun menyebabkan kelumpuhan saraf.
Padahal saraf tersebut berfungsi mengontrol gerakan menutup mata, ekspresi wajah, menerima rangsangan rasa pada lidah, dan merangsang produksi air liur.
Cara Mengobati Bell's Palsy
Pada kasus ringan, bell's palsy tidak memerlukan tindakan medis, karena dapat pulih sendirii.
"Akan tetapi kalau menunjukkan gejala yang berat, dokter akan menanganinya dengan penggunaan obat-obatan ataupun fisioterapi untuk mengoptimalkan fungsi saraf," papar dr. Aisya.
Adapun pengobatan rumahan yang bisa dicoba untuk mengurangi efek samping bell's palsy antara lain memakai obat tetes mata di siang hari dan salep di malam hari demi mengurangi iritasi pada mata akibat sarafnya terganggu.
Dianjurkan pula untuk istirahat yang cukup, memakai kacamata saat keluar rumah, dan menghindari paparan udara dingin.
Baca Juga: Bronkitis Kronis Viral di TikTok, Ini Hal Penting yang Harus Diketahui
(*)