Parapuan.co - Perusahaan dan para karyawan tidak bisa menghindari masuknya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di tempat kerja.
Perusahaan dan pekerjaan harus bersikap fleksibel dan mulai mengadaptasi, serta menggunakan AI untuk mendukung pekerjaannya.
Hal inilah yang mendorong Microsoft Corp. dan LinkedIn merilis Indeks Tren Kerja 2024 mengenai kondisi AI di tempat kerja.
Sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, laporan tersebut diberi judul "AI di Tempat Kerja Sudah Hadir, Sekarang Masuk ke Bagian yang Sulit".
Bersamaan dengan penelitian ini, Microsoft mengumumkan kemampuan baru dalam Copilot di Microsoft 365, dan LinkedIn membuka lebih dari 50 kursus pembelajaran bagi pelanggan LinkedIn Premium.
Hal ini bertujuan untuk membantu para profesional meningkatkan kemampuan mereka dalam AI.
Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara, termasuk negara-negara di Asia Pasifik seperti Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Penelitian mencatat bahwa tren tenaga kerja dan perekrutan di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta penelitian terhadap pelanggan Fortune 500—menunjukkan kalau hanya dalam satu tahun, AI memengaruhi cara orang bekerja, memimpin, dan merekrut karyawan.
Tahun 2024 adalah tahun AI dimaksimalkan di tempat kerja. Penggunaan AI generatif atau Generative AI di tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu Apa Itu Generative AI, Kenali Berbagai Keunggulannya
LinkedIn melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah profesional yang menambahkan keterampilan AI ke profil mereka.
Sebagian besar leader atau pemimpin juga mengatakan bahwa mereka tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI.
Namun, banyak pemimpin di Asia khawatir perusahaan kekurangan visi AI dan dengan karyawan membawa alat AI sendiri ke tempat kerja, pemimpin perusahaan berada di posisi yang sulit dari gangguan teknologi yang dapat berdampak pada bisnisnya.
"Perkembangan AI generatif di tempat kerja sangat luar biasa. Karyawan semakin cepat dan inovatif dalam mengadopsi teknologi ini, bahkan sebelum menunggu arahan dari perusahaan mereka," kata Ahmed Mazhari, President of Microsoft Asia.
"Para pemimpin perlu lebih terbuka untuk mencoba dengan cepat agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri tempat mereka bekerja," imbuhnya.
Laporan Indeks Tren Kerja mengungkapkan tiga wawasan penting yang perlu diketahui oleh setiap pemimpin perusahaan dan profesional di Asia Pasifik.
Terutama mengenai bagaimana AI memengaruhi pekerjaan dan pasar kerja di tahun-tahun mendatang. Yuk, simak!
1. Karyawan menginginkan AI di tempat kerja dan tidak akan menunggu perusahaan untuk mengejar ketertinggalan
Sebanyak 83 persen profesional di Asia Pasifik menggunakan AI di tempat kerja.
Baca Juga: Mengintip Tempat Kerja yang Jamin Inklusivitas Perempuan Seperti di L'Oreal Indonesia
Banyak dari mereka yang berjuang untuk mengimbangi kecepatan dan volume pekerjaan, mengatakan bahwa AI menghemat waktu.
Selain itu, AI juga meningkatkan kreativitas, dan memungkinkan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang paling penting.
Meski 84 persen pemimpin di Asia Pasifik percaya bahwa perusahaan mereka perlu mengadopsi AI agar tetap kompetitif, 61 persen khawatir kepemimpinan organisasi mereka tidak memiliki rencana dan visi untuk mengimplementasikannya.
Hal ini menjadi salah satu faktor karyawan mengambil inisiatif sendiri untuk mengadaptasi AI.
Sebanyak 79 persen pengguna AI di Asia Pasifik membawa dan menggunakan alat AI generatif mereka sendiri ke tempat kerja, sehingga mereka kehilangan manfaat dari penggunaan AI dalam skala besar dan membahayakan data perusahaan.
Padahal pemimpin perusahaan dapat memanfaatkan momentum AI ini sebagai investasi untuk jangka panjang.
Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan mendobrak batasan karier:
- Mayoritas pemimpin global (55 persen) khawatir tentang ketersediaan talenta yang cukup untuk mengisi berbagai posisi di tahun ini, terutama di bidang keamanan siber, teknik, dan desain kreatif.
- Sebanyak 76 persen pemimpin di Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka lebih memilih mempekerjakan kandidat yang kurang berpengalaman namun memiliki keterampilan AI daripada kandidat yang lebih berpengalaman namun tidak memiliki keterampilan tersebut.
Baca Juga: Kesalahan yang Harus Dihindari Pelamar Kerja Jika Buat CV Menggunakan AI
- Sejak akhir tahun lalu, LinkedIn telah melihat peningkatan 142 kali lipat anggota secara global yang menambahkan keterampilan AI, seperti ChatGPT dan Copilot ke profil LinkedIn mereka.
- Penyebutan AI dalam posting-an lowongan kerja di LinkedIn meningkatkan pertumbuhan aplikasi sebesar 17 persen.
2. Bangkitnya pengguna AI dan apa yang mereka ungkapkan tentang masa depan
Pengguna AI dari Microsoft telah mengubah orientasi hari kerja mereka, menghemat 30 menit per hari.
Sebanyak 88 persen pengguna di APAC menjalankan hari kerja mereka dengan AI, menggunakan AI untuk memulai pagi dan menyiapkan diri untuk hari kerja berikutnya.
Microsoft juga mengumumkan inovasi Copilot untuk Microsoft 365 yang bertujuan membantu orang memasuki dunia AI, dengan rincian:
- Copilot akan menjadi lebih komunikatif dengan memberikan saran untuk pertanyaan lanjutan atau mengajukan pertanyaan klarifikasi untuk memberikan respons terbaik.
- Chat interface terbaru di Copilot akan secara proaktif menawarkan rekomendasi tepat waktu berdasarkan aktivitas terkini, seperti "Kamu melewatkan rapat penjualan hari Selasa? Berikut ringkasan singkatnya" atau menandai email penting untuk ditindaklanjuti.
- Kotak prompt di Copilot sekarang akan memiliki pengalaman auto-complete, memungkinkan pengguna mendapatkan hasil yang lebih baik dari prompt mereka.
Baca Juga: Dialami Dokter Zie, Ini Sisi Negatif Penggunaan AI yang Merugikan Perempuan
Jika sudah menulis prompt, fitur penulisan ulang terbaru akan mengubahnya menjadi prompt yang lebih detail, menyesuaikan dengan rapat kerja, dokumen, dan email-mu.
- Pembaruan pada Copilot Lab akan memungkinkan karyawan untuk membuat, menerbitkan, dan mengelola prompt yang secara khusus disesuaikan dengan tim mereka.
LinkedIn kini menyediakan alat AI untuk membantu individu tetap unggul dalam karier.
LinkedIn memiliki lebih dari 600 kursus AI dan 50 kursus pembelajaran AI terbaru yang dapat diakses semua orang secara gratis hingga 8 Juli 2024.
Selain itu, pelatihan yang didukung oleh AI menawarkan konten yang dipersonalisasi dan pembelajaran berbasis percakapan.
Untuk pelanggan LinkedIn Premium, fitur AI-powered personalized takeaways terbaru pada Feed LinkedIn menawarkan wawasan, ide, dan tindakan yang harus diambil khusus untukmu.
Alat bantu yang didukung oleh AI memudahkan pengguna untuk menilai kecocokan pekerjaan berdasarkan pengalaman dan keterampilan dalam hitungan detik.
Pengguna juga bisa mendapatkan saran tentang cara untuk tampil unggul dan saran untuk meningkatkan keterampilan.
Itulah tadi tren penggunaan AI oleh profesional di dunia kerja maupun pemimpin perusahaan. Kawan Puan sudah memanfaatkan teknologi ini?
Baca Juga: Tren Rekrutmen 2024 Menurut Survei, Ini Skill yang Tetap Dibutuhkan di Era AI
(*)