Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah tak asing dengan pekerjaan public relations (PR) atau hubungan masyarakat (humas).
Public Relations (Humas) adalah bidang komunikasi yang fokus pada membangun dan memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.
Humas bekerja untuk menciptakan citra publik yang positif bagi organisasi, membangun kepercayaan, dan meminimalkan konflik.
Sedangkan public relations (PR) planner, yang diterjemahkan menjadi perencana hubungan masyarakat, adalah profesional yang bertugas menciptakan dan menjalankan strategi komunikasi untuk memengaruhi persepsi publik terhadap suatu organisasi atau individu.
Secara umum, dikutip dari berbagai sumber, tugas perencana PR adalah sebagai berikut:
- Menetapkan tujuan PR: Ini melibatkan pemahaman tentang organisasi atau individu yang diwakili, dan apa yang ingin mereka capai melalui PR.
- Mengenali target audience: Perencana PR perlu memahami siapa yang menjadi target komunikasi mereka, apa minat dan kebutuhan mereka, serta media apa yang mereka gunakan.
- Mengembangkan pesan kunci: Ini adalah pesan inti yang ingin disampaikan kepada audiens. Pesan haruslah jelas, ringkas, dan mudah diingat.
- Memilih saluran komunikasi: Ada berbagai saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk menjangkau audiens, seperti media massa, media sosial, dan acara. Perencana PR harus memilih saluran yang tepat untuk target audience mereka.
- Mengevaluasi hasil: Setelah kampanye PR dijalankan, penting untuk mengevaluasi hasilnya untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Singkatnya, perencana PR bertindak sebagai jembatan antara organisasi atau individu dengan publik.
Mereka merencanakan dan menjalankan aktivitas komunikasi yang membantu membangun dan mempertahankan citra publik yang positif.
Untuk bisa lebih memahami mengenai public relations planner, Kawan Puan bisa coba membaca buku "A Comprehensive Guide to Crafting Effective Public Relations Campaign: 8 Steps as Public Relations Planner", yang merupakan karya bersama dua orang praktisi dan akademisi public relations, Ika Sastrosoebroto dan Susilowati Natakoesoemah yang berisi best practice mengenai public relations.
Buku ini disajikan sangat menarik, Gaya bahasanya lugas dan mudah dimengerti. Mereka menuangkan karyanya seperti sedang bercerita.
Baca Juga: Eugenia Siahaan dan Peran Public Relation di Tengah Maraknya Medsos
"Buku “A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign” berhasil menarik perhatian saya karena secara jelas menunjukkan persepsi sebagai esensi komunikasi. Persepsi tersebut berkembang dari central of issues yang secara detail memadukan berbagai unsur mulai dari taktik, kekuatan story telling, kolaborasi, seni membentuk citra yang efektif, serta berakhir dengan pengukuran umpan balik dari seluruh unsur tersebut. Komunikasi juga bukan hanya tentang arus informasi saja, tetapi juga mengenai cara menjembatani kesenjangan di antara individu, ide-ide, dan berbagai kemungkinan yang ada," ungkap Budi Arie Setiadi, Menkominfo RI.
Buku ini dirancang bagi siapapun yang ingin memahami dunia public relations yang terus berkembang, baik untuk para profesional maupun yang baru mulai masuk kedalam industri komunikasi.
Ika Sastrosoebroto dan Susilowati Natakoesoemah telah berkarya lebih dari 25 tahun sebagai praktisi dan akademisi di bidang public relations.
Susi, panggilan akrab Susilowati Natakoesoemah, mengatakan “Buku ini dibuat dengan harapan dapat memberi manfaat lebih bagi pembaca, baik PR profesional, praktisi humas, praktisi media, anak sekolah dan mahasiswa, dan kalangan umum.”
Unsur-unsur ilmiah industri public relations di buku ini disajikan berdasar studi literatur yang kuat.
Jadi pembaca, baik dari kalangan praktisi maupun akademisi, yang senior sampai anak muda gen Z yang baru terjun di dunia PR, termasuk pembaca umum dan kalangan mahasiswa, bakal mudah memahaminya.
Dalam buku ini, Susi, antara lain, memaparkan kerangka kerja praktik dan teoretis public relations dengan cara yang sangat gamblang.
Terlebih saat paradigma public relations telah mengalami transformasi seiring perkembangan pesat teknologi komunikasi, yang langsung tidak langsung telah berpengaruh pada pola kerja dan peran public relations.
Baca Juga: Lemonilo Buka Lowongan Kerja Startup Posisi PR Communication Specialist, Berminat?
Sementara, Ika Sastrosoebroto, memapaparkan bahwa public relations tidak hanya dimaksudkan untuk sekadar membangun awareness, tetapi juga untuk menjangkau loyalty beyond reason.
“Bukan semata investasi dalam persepsi, tetapi juga untuk membangun business outcome selanjutnya,” kata Ika Sastrosoebroto.
Public relations, jelas Ika, juga berfungsi untuk mengilhami atau membujuk orang agar secara alami membicarakan “kita” dengan nada positif.
Nada yang menghasilkan persepsi baik dan kredibilitas tinggi, juga yang dapat mengarahkan audience ke arah pembicaraan yang sesuai dengan harapan “kita”.
Dalam buku mereka ini, sebagai praktisi dan akedemisi di bidang public relations, Ika dan Susi sama-sama mendukung kebebasan pers dan kebebasan informasi di dunia media sosial, selama keduanya menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, kebenaran, dan fakta nyata.
Mereka sepakat, konten media massa dan konten media sosial, harus obyektif dan memegang teguh tanggung jawab sosial.
Praktisi dan akademisi public relations pun, tulis mereka, harus turut serta menjadi bagian dalam menciptakan konten-koten di kedua media itu, dan menciptakan peradaban informasi ke arah yang jauh lebih baik, terukur dan dapat dipertangungjawabkan.
Ika Sastrosoebroto, Penulis, adalah seorang Public Relations profesional yang menekuni dunia public relations sejak 1995.
Sebelumnya ia pernah berkecimpung di dunia advertising, graphic design, activation dan production house, serta mengikuti perkembangan komunikasi digital.
Baca Juga: Zalora Buka Lowongan Kerja Startup untuk Posisi Senior Executive Public Relations
Berbekal Pendidikan Dasar di Marsudirini Jakarta Utara dan IISIP Jakarta, saat ini Ika masih berkarya sebagai CEO di Prominent PR.
Sebagai professional PR, Ika sudah menangani strategi PR untuk beragam industri.
Mulai dari industri properti, finansial, pertambangan, kesehatan, pariwisata dan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition/Event), transportasi/logistik, human capital development, FMCG, Cigarette, Personal Branding, Pertahanan dan lain-lain. Baik bagi perusahaan swasta dalam dan luar negeri, maupun instansi pemerintah dan NGO (non Government Organization).
Bagi Ika, industri public relations atau komunikasi adalah “ladang bermain” yang tidak pernah melelahkan.
Passion-nya di dunia public relations lahir dari semangat untuk berkompetisi secara fair dan fun, demi menghadirkan outcome terbaik bersama tim.
Susilowati Natakoesoemah, sang penulis, merupakan praktisi sekaligus akademisi pada bidang komunikasi.
Alumni Universitas Indonesia pada jenjang Doktoral Ilmu Komunikasi UI ini telah menggeluti berbagai industri bisnis termasuk advertising agency dan perbankan.
Selain sebagai dosen, saat ini Susi bergabung di Prominent PR sebagai Associate Partner dan sebagai Director for Research Development untuk Resonance untuk membangun social movement.
Baginya, profesi public relations sangat menyenangkan dan memberikan tantangan tersendiri, karena PR merupakan profesi yang kreatif sehingga dapat bebas untuk mengeluarkan ide-ide baru dan inofatif, disamping dapat membina hubungan secara luas dengan berbagai kalangan dari berbagai industri.
Buku ini telah tersedia dan dapat dipesan melalui berbagai market place.
Baca Juga: Catat! Ini Kualifikasi Pendidikan dan Keterampilan untuk Berkarier Jadi PR seperti Kim Da Mi
(*)