Orang Tua Memaksakan, Ini Dampak Sindrom Hurried Child pada Anak

Arintha Widya - Sabtu, 18 Mei 2024
Dampak hurried child pada anak
Dampak hurried child pada anak Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan ingin anak bisa membaca padahal usianya baru 4 tahun?

Atau kamu mendaftarkan anak les matematika ketika anak-anak sebayanya masih menikmati kelas kelompok bermain?

Bila itu yang kamu lakukan, anak bisa mengalami sindrom hurried child atau kondisi ketika kamu memburu-burunya untuk mencapai tahap perkembangan yang lebih tinggi dari anak-anak lain seusianya.

Memaksakan anak untuk mencapai tonggak perkembangan yang tidak sesuai usianya bisa berdampak buruk.

Hal ini disinggung oleh edukator dan konsultan Linda Stade melalui website pribadinya.

Apa saja dampaknya? Simak informasinya sebagaimana merangkum lindastade.com di bawah ini!

Memburu-buru Anak dalam Belajar

Sekolah sering kali menjadi lingkungan di mana orang membandingkan satu anak dengan anak lainnya.

Di sekolah, mudah untuk melihat bagaimana hal itu menjadi perlombaan selama anak-anak menempuh pendidikan dasar dan menengah, sekitar 12 tahun.

Baca Juga: Mengenal Meaningful Learning, Konsep Pembelajaran Bermakna untuk Anak

Ulangan dan ujian nasional tidak membantu karena mereka mengajarkan anak-anak untuk fokus pada nilai alih-alih pembelajaran itu sendiri.

Ketika guru menyerahkan kertas ulangan yang sudah dinilai, kelas menjadi gaduh karena para siswa saling membandingkan nilai mereka.

Sesampainya di rumah, mereka juga akan langsung ditodong oleh orang tua, berapa nilai yang didapat.

Ms. Cathy Hains, Wakil Kepala Sekolah Menengah di Lourdes Hill College, Queensland, Australia membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, "Ketika siswa hanya fokus pada ujian, mereka melewatkan kekayaan dalam pembelajaran di sekitar mereka."

"Mereka melewatkan peluang untuk memicu minat yang bisa menjadi hasrat," imbuh Cathy Hains.

Mereka juga melewatkan kesempatan untuk mengumpulkan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, seperti komunikasi dan menjalin relasi.

Ms. Hains menjelaskan, "Siswa membutuhkan waktu untuk belajar memecahkan masalah dan menjadi kreatif."

"Mereka perlu menghubungkan pembelajaran mereka dengan kehidupan dan itu membutuhkan waktu," katanya lagi.

Baca Juga: Agar Tidak Stres, Ini 3 Cara Belajar Efektif dan Menyenangkan bagi Anak

"Dalam karier atau kehidupan, akan ada tantangan. Anak-anak membutuhkan strategi dan keterampilan, dan mereka perlu banyak peluang untuk berlatih menggunakannya," ujarnya.

Dampak Sindrom Hurried Child pada Anak

Ketika kita terus-menerus membuat anak-anak terburu-buru dan menetapkan pembelajaran yang tidak sesuai dengan usianya, mereka bisa stres.

Stres tersebut dapat terjadi berkepanjangan, atau menimbulkan dampak kesehatan mental di masa depan.

Meningkatnya hormon kortisol (stres) yang konstan bisa merusak otak, dan membuat otak lebih sulit membentuk ingatan.

Jenis stres ini tidak hanya dapat memiliki dampak yang menghancurkan kesehatan mental.

Akan tetapi juga memengaruhi kesehatan fisik dan bahkan perkembangan otak pada anak.

Biarkan anak belajar sesuai kemampuan dan usianya, tidak perlu diburu-buru dan dipaksakan.

Kecuali anak memang mampu belajar lebih cepat, tumbuh kembang dan kemampuannya yang lain tidak perlu dipercepat secara paksa.

Baca Juga: 7 Tanda Anak Stres karena Terlalu Banyak Kegiatan, Orang Tua Perlu Tahu

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya