Parapuan.co - Kawan Puan, melakukan toilet training bisa saja lebih menantang jika dilakukan orang tua dan anak yang sama-sama mudah terdistraksi.
Bila kamu dan anak tipe orang yang sering terdistraksi ketika melakukan sesuatu, kamu mungkin perlu menjadwalkan toilet training secara ketat.
Bagaimana cara melakukannya dan apa keuntungan maupun kerugian menjadwalkan toilet training pada anak ketika kamu dan buah hati sama-sama mudah terdistraksi?
Di bawah ini informasi lengkapnya sebagaimana dirangkum dari What to Expect!
Tips Toilet Training untuk Ibu-Anak yang Mudah Terdistraksi
Sebelum melakukannya, siapkan dulu perangkat timer digital atau gunakan ponselmu untuk menetapkan waktu melakukan toilet training.
Setelah itu, beri tahu anak bahwa kamu akan mulai melatihnya menggunakan toilet dan akan mencoba setiap kali timer berbunyi. Lalu, ikuti langkah berikut:
1. Atur timer setiap 30 menit
Ketika timer berbunyi, bawa si kecil ke toilet. Dorong dia untuk duduk/jongkok selama waktu yang ditentukan (misalnya 5 menit).
Baca Juga: Toilet Training pada Anak Dipenuhi Insiden Tak Terduga, Lakukan Ini
Bila selama waktu tersebut tidak berhasil (anak tidak pipis atau pup), coba lagi 30 menit berikutnya.
Beri apresiasi pada anak ketika ia berhasil buang air saat berada di toilet.
2. Jadwalkan secara rutin pemakaian toilet
Jadwalkan penggunaan toilet secara rutin, misalnya setiap pagi, sebelum tidur (siang maupun malam), setelah makan, termasuk sebelum meninggalkan rumah.
3. Perpanjang jeda waktu toilet training
Setelah anak beberapa kali berhasil buang air di toilet, perpanjang waktu jeda yang tadinya 30 menit jadi 45 menit, 1 jam, dan seterusnya.
Intervalnya terserah padamu, jadi coba secara bertahap untuk melihat apa yang berhasil.
Kelebihan Metode Toilet Training dengan Timer
Bagi anak dan orang tua yang mudah terdistraksi, metode toilet training menggunakan timer ini memberikan keuntungan seperti:
Baca Juga: Mengenal Metode Three-Day untuk Toilet Training dan Cara Menerapkannya
1. Bisa diprediksi
Memiliki waktu yang sudah ditetapkan dapat membantu membangun rutinitas buang air di toilet.
2. Mempersingkat waktu latihan
Dengan metode ini, kamu mungkin bisa menyelesaikan pelatihan penggunaan toilet dalam beberapa hari.
3. Baik untuk balita dan/atau orang tua yang mudah terdistraksi
Metode ini berguna bagi balita yang cenderung sangat asyik bermain, atau orang tua yang khawatir tidak memperhatikan tanda-tanda anak kebelet pup/pipis.
Kekurangan Metode Timer
Sayangnya, metode ini bisa saja membuat anak jadi kurang memperhatikan isyarat tubuhnya, kapan ia ingin ke toilet untuk buang air.
Anak-anak yang tidak ingin ke toilet meski timer berbunyi mungkin akan menolak dan jadi rewel jika "dipaksa".
Artinya, kemungkinan akan lebih banyak terjadi insiden dalam menerapkan metode ini.
Apapun itu, Kawan Puan harus sudah siap menghadapi segala risikonya saat melatih anak menggunakan toilet, ya.
Baca Juga: Metode Toilet Training Ini Disebut Bisa Kurangi Stres pada Orang Tua dan Anak
(*)