Parapuan.co - Akhir-akhir ini tren friendship marriage sedang sangat digandrungi muda-mudi di Jepang.
Banyak pasangan di Jepang menikah atas dasar friendship marriage, yang dijalani tanpa rasa mencintai satu sama lain.
Tren friendship marriage dilakukan sekitar 1 persen dari seluruh populasi di Jepang yang berjumlah 124 juta jiwa.
Apa itu friendship marriage dan bagaimana hubungan pernikahan semacam ini terjalin?
Simak definisi dan bagaimana konsep friendship marriage seperti dikutip dari India TV News di bawah ini!
Apa Itu Friendship Marriage?
Secara harfiah, friendship marriage diartikan menjadi pernikahan persahabatan.
Pernikahan ini biasanya dilakukan oleh dua orang yang mempunyai minat dan visi misi kehidupan yang serupa.
Mereka menikah bukan karena ikatan emosional atau rasa cinta, melainkan karena kesamaan pandangan dalam hidup.
Baca Juga: Menghadapi Gagal Nikah, Ini Cara Untuk Move On Menurut Psikolog
Bisa dibilang, friendship marriage merujuk pada hubungan pernikahan yang hanya legal secara hukum.
Pasangan yang menjalani pernikahan ini bisa memilih tinggal bersama atau tidak, mempunyai anak atau tidak, dan sebagainya.
Bahkan jika ingin punya anak, pasangan bisa melakukan inseminasi buatan alih-alih menjalani hubungan suami istri.
Bukan itu saja, pernikahan persahabatan ini juga memperbolehkan pihak-pihak yang terlibat menjalin hubungan romantis dengan orang lain.
Asalkan, sudah ada kesepakatan sebelumnya di antara dua pihak yang menikah atau menjalani friendship marriage.
Bagaimana Pasangan Bertemu?
Jika mengacu pada sebutannya, friendship marriage bisa saja dianggap pernikahan yang dijalani oleh sepasang sahabat atau teman baik.
Namun, pernikahan ini bisa dilakukan dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal, lho.
Bagi orang yang baru bertemu, mereka akan meluangkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain terlebih dulu sebelum menikah.
Baca Juga: 3 Kunci Jalani Hubungan Jarak Jauh, Buktikan LDR Bukanlah Mimpi Buruk
Selagi berkenalan, mereka akan berbagi tentang banyak aspek dalam kehidupan rumah tangga.
Mulai dari tanggung jawab keuangan, pekerjaan rumah tangga, manajemen konflik, dan masih banyak lagi.
Meski tidak ada aspek romantisme dalam pernikahan ini, South China Morning Post melaporkan bahwa hampir 80 persen pasangan friendship marriage merasa puas menjalani hubungan.
Pasangan yang menjalani hubungan ini rata-rata adalah mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas dan penghasilan melebihi rata-rata pendapatan nasional.
Tren friendship marriage sebenarnya punya risiko perceraian yang tinggi dibandingkan pernikahan tradisional pada umumnya.
Akan tetapi, pernikahan ini menawarkan pasangan untuk bisa mendapatkan manfaat kebijakan pemerintah untuk suami istri dan bentuk dukungan layaknya dalam hubungan persahabatan.
Wah, kalau di Indonesia kira-kira sama seperti open relationship atau tidak, ya?
Bagaimana menurut Kawan Puan? Apakah hubungan pernikahan persahabatan semacam ini bukan malah menimbulkan cinta lokasi nantinya?
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Open Relationship, Bagaimana Jika Pasangan Menginginkannya?
(*)