Henny juga mengakui bahwa dengan mengikuti Dieng Caldera Race 2024 memberikan keistimewaan tersendiri.
"Saya pribadi memang sering lari road, yang lebih cepat-cepatan saja. Tapi kalau lari trail lebih dibutuhkan teknik untuk down hill, up hill, dan endurance-nya lebih dibutuhkan dibandingkan (lari) road. Jadi lebih menantang dan seru, enggak cuman lari gitu saja," cerita Henny.
Pengalaman menyenangkan trail run di Dieng Caldera Race juga dirasakan oleh Yuni Noor Hayati, pelari perempuan pemenang Dieng Caldera Race 2024 kategori 42 KM.
Menurutnya, mengikuti ajang kompetisi olahraga ini bukan sekadar lomba olahraga saja, tapi juga bisa menikmati pemandangan alam sekitar Dieng yang indah.
"Jadi sambil capek-capek tapi tetap bisa nikmatin pemandangan alam Dieng yang indah," tutur Yuni.
Dari kompetisi Dieng Caldera Race pula pelari perempuan asal Solo ini belajar untuk mengelola energinya dengan benar.
Bukannya tanpa alasan, medan yang sulit membuatnya harus bisa memiliki endurance yang lebih kuat dibandingkan ketika ia berlari di jalanan biasa.
"Sudah pasti lebih capek. Tapi justru itu, jadi harus lebih sabar ngelola energi," tambahny.
Lebih dari itu ia juga menambahkan bahwa melalui kompetisi ini mengajarkannya bahwa trail run bukan hanya soal fisik yang prima, tapi juga mental yang kuat.
"Kuncinya mental sih. Karena kan capek banget, susah. Kalau mentalnya enggak kuat, bisa berenti di tengah jalan," imbuhnya lagi.
(*)
Baca Juga: Ingin Ikut Kompetisi Trail Run? Ini Hal yang Perlu Dipersiapkan Menurut Pelari Perempuan