Parapuan.co - Kawan Puan, banyak pelaku ide usaha yang sudah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk transaksi.
Transaksi menggunakan QRIS lebih mudah, cepat, dan pelaku bisnis perlu repot mencari kembalian seperti saat pembayaran dilakukan secara tunai.
Hanya saja, tak sedikit pula pelaku ide usaha masih ragu menggunakan QRIS dalam transaksi digital mereka. Mengapa demikian?
Direktur Grup Perlindungan Konsumen Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Diana Yumanita mengungkap alasannya.
Mengutip Kompas.com, Diana Yumanita mengatakan bahwa transaksi digital memiliki beberapa tantangan. Yuk, simak uraiannya!
1. Tingkat Keamanan Data Pribadi
Salah satu tantangan utama dari transaksi digital adalah rentan terhadap penipuan.
Hal ini sering terjadi karena masih banyak orang yang memberikan nomor PIN, kode OTP, hingga data pribadi kepada oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Sering kali, kurangnya pemahaman mengenai transaksi digital dalam menjalankan peluang bisnis adalah penyebab utamanya.
Baca Juga: Viral Penipuan QRIS Kotak Amal, Ini Tips Bertransaksi Aman Pakai QR
Oleh karena itu, literasi digital sangat penting agar pengguna memahami risiko dan tantangan dalam menggunakan QRIS, serta cara menjaga keamanan data pribadi.
Solusi utamanya menurut Diana adalah, meningkatkan literasi digital dari para pelaku ide usaha.
Semakin paham masyarakat tentang penggunaan transaksi digital, semakin terhindar mereka dari risiko penipuan.
"Tanpa pemahaman yang memadai, masyarakat bisa rentan terhadap penipuan, penyalahgunaan data, dan masalah keamanan lainnya," kata Diana.
2. Penyalahgunaan QRIS
Tantangan kedua adalah masih banyaknya tindak penyalahgunaan QRIS, semisal kasir yang mengarahkan konsumen pada kode ke rekening pribadi alih-alih perusahaan.
Solusi untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan meningkatkan kewaspadaan konsumen.
Orang yang menjalankan peluang bisnis juga bisa meminta konsumen mengecek kembali sebelum bertransaksi.
Konsumen perlu memahami cara penggunaan QRIS, seperti scan langsung di tempat yang tersedia dan memeriksa ulang keterangan di QRIS sebelum pembayaran.
Baca Juga: QRIS Kini Bisa Transfer hingga Tarik Tunai, Simak Fitur Barunya
Selain itu, pastikan untuk teliti dalam melihat nominal yang akan dibayarkan, agar tidak terjadi penipuan atau kelebihan transaksi.
3. Tidak Tahu Cara Menggunakan dan Jaringan Eror
Tantangan lain dari transaksi digital, yaitu adanya ketergantungan pada jaringan internet.
Jika jaringannya tidak stabil, proses transaksi bisa terhambat. Kendala lain juga sering ditemui karena aplikasi yang eror.
Selain masalah jaringan, masih banyak pula pelaku UMKM juga tidak tahu cara menggunakan QRIS.
Oleh karena itu, literasi digital kembali dibutuhkan sebagai solusi dari berbagai tantangan di atas.
Diana menekankan bahwa Bank Indonesia selaku regulator terus berupaya untuk mendorong literasi digital dan membangkitkan ekosistem keuangan digital di Indonesia.
Bahkan, jika pengguna QRIS mengalami kendala, bisa langsung mengajukan aduan ke pihak Bank Indonesia untuk mendapatkan bantuan.
Untuk langsung menghubungi pihak Bank Indonesia, Kawan Puan yang menjalankan ide usaha bisa menghubungi 131 dan 1500131 (dari luar negeri) atau email cara@bi.go.id.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Heboh Kasir Manipulasi QRIS, Konsumen Wajib Perhatikan 8 Hal Ini saat Bayar Pakai QR Code
(*)