Disebutkan bahwa perempuan menghadapi hambatan signifikan untuk dapat berpartisipasi secara penuh dan bermartabat.
Salah satunya adanya kekhawatiran tentang keselamatan, lingkungan berbahaya, dan tuntutan fisik yang bisa menempatkan perempuan pada risiko terkena zat berbahaya, kecelakaan mesin berat, dan kondisi kerja ekstrem.
Selain itu, mereka menghadapi risiko yang lebih tinggi terhadap kekerasan seksual dan berbasis gender (SGBV).
Bukan itu saja, perempuan juga menghadapi banyak rintangan dalam menemukan peluang di sektor pertambangan, utamanya selain peran teknis.
Bahkan dalam peran teknis pun, perempuan yang sudah menikah bisa saja berhenti bekerja di tambang karena adanya larangan dari pasangan atas kekhawatiran yang disebutkan sebelumnya.
Penambang perempuan juga membutuhkan pendampingan atau mentoring yang tepat supaya bisa mengembangkan kariernya di industri tambang.
Ini masih cukup jarang, sehingga di lingkungan perusahaannya, Dian Andyasuri memberikan pelatihan dan mentoring khusus kepada pekerja perempuan.
Terlepas dari tantangan yang ada, PARAPUAN ingin mengingatkan Kawan Puan untuk percaya diri dalam berkarier di industri apapun, meskipun di dunia kerja maskulin.
Tunjukkan bahwa kamu bisa dan berdaya, abaikan stereotip yang ada. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.
Baca Juga: Strategi Dian Andyasuri Berdayakan Perempuan di Industri Tambang Lewat MahaDEWI
(*)