Mengenal 13 Jenis Duka yang Kerap Dirasakan ketika Kehilangan Seseorang

Saras Bening Sumunar - Selasa, 25 Juni 2024
Jenis bahasa duka yang mungkin dirasakan perempuan.
Jenis bahasa duka yang mungkin dirasakan perempuan. Thomas Andreas Parpoulas

Parapuan.co - Setiap hari, jutaan orang merasakan duka atas kehilangan seseorang yang dicintai.

Kepergian seseorang dalam hidup juga bisa memicu berbagai dampak yang mengubah segalanya.

Terkadang bagi sebagian orang, hal tersebut membuat mereka merasa tidak siap untuk mengelola kesedihan dan menerima dampaknya terhadap kehidupan.

Terlebih, mengatasi rasa sakit karena duka memerlukan upaya, baik psikologis maupun fisik, dan seringkali membutuhkan dukungan.

Meskipun banyak yang menganggap duka hanya sebagai respon terhadap kematian, kenyataannya hal ini dapat muncul dalam berbagai bentuk.

Jenis Bahasa Duka dari Sudut Pandang Psikologi

Meskipun duka sering dipandang sebagai respons emosional terhadap kehilangan orang yang dicintai, kesedihan rupanya juga bisa diungkapkan dengan berbagai cara. Mulai dari fisik, perilaku sosial, dan kognitif.

Melansir dari laman Positive Psychology, ini jenis kesedihan atau bahasa duka dengan beragam bentuknya termasuk:

1. Abbreviated Grief

Baca Juga: Belajar dari Film 172 Days, Ini 5 Cara Atasi Duka Kehilangan Pasangan

Abbreviated grief merupakan respons pendek terhadap kematian. Kondisi ini bisa dialami seseorang yang memang sudah mempersiapkan kesedihan kehilangan orang terdekat.

2. Absent Grief

Orang yang berduka namun tidak mengakui atau tetap menyangkal apa yang terjadi.

Mereka tidak bisa memberikan respon atas kesedihan yang dirasakan.

Baca Juga: Kata Ahli, Ini 5 Tahap Kesedihan dari Penolakan hingga Penerimaan

Jika berlanjut lama, kondisi ini bisa mengkhawatirkan dan memerlukan dukungan khusus.

3. Anticipatory Grief

Bagi seorang caregiver, duka bisa dimulai sebelum orang yang dirawat meninggal.

Ini bisa terkait dengan perasaan kehilangan atas harapan terhadap kehidupan, yang biasanya dimulai ketika orang yang disayang mengalami diagnosis terminal atau kondisi kesehatan yang memburuk.

4. Chronic Grief

Duka mendalam yang pada akhirnya dapat melibatkan perasaan putus asa yang ekstrem, rasa tidak percaya, dan kehilangan makna hidup.

Chronic grief dapat mengarah pada depresi klinis yang parah bahkan pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

5. Collective Grief

Pengalaman duka yang bisa memengaruhi keluarga, kelompok, atau komunitas.

Baca Juga: 4 Cara Menghadapi Duka Usai Kehilangan Saudara Kandung, Apa Saja?

Kondisi ini sering kali dipicu oleh peristiwa tertentu seperti bencana alam, kecelakaan, atau kebakaran.

6.  Complicated Grief

Duka yang membuat seseorang tidak bisa melakukan aktivitas secara normal.

Complicated grief ini meliputi duka berat yang sulit diterima. Mereka yang ditinggalkan memiliki rasa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

7. Cummulative Grief

Cummulative grief merupakan duka yang beruntun dalam jangka waktu dekat.

Kondisi ini bia membuat seseorang sulit memproses kehilangan hingga memicu stres.

8. Delayed Grief

Duka mungkin tidak terjadi segera setelah kehilangan orang yang dicintai, namun tertunda.

Alhasil menyebabkan respons yang berlebihan setelah mengetahui bahwa dirinya benar-benar kehilangan seseorang yang dicintai.

9. Distorted Grief

Distorted grief ini adalah cara seseorang mengekspresiakan namun melalui metode yang kurang tepat.

Misal, merusak diri sendiri, marah yang tak terkontrol, atau memusuhi orang lain.

10. Disenfranchised Grief

Seseorang yang menganggap remeh duka yang dialami seseorang. 

Ini adalah duka yang tidak diakui secara sosial, misalnya kehilangan hewan peliharaan, keguguran, atau hubungan yang putus.

11. Inhibited Grief

Seseorang yang berduka namun menyembunyikannya. Entah karena menjaga privasi atau menyembunyikan emosi dari teman dekat atau keluarga.

12. Masked Grief

Seseorang yang berduka namun tidak ingin menunjukkannya.

Mereka bahkan tidak mengakui kesedihan yang mereka rasakan atas kehilangan yang terjadi.

13. Normal Grief

Duka normal terjadi ketika intensitas emosional seputar kematian bertahap menurun karena aktivitas harian.

Pada akhirnya, setelah melalui masa duka mereka dapat kembali beraktivitas.

Duka adalah respon emosional yang kompleks dan beragam, tidak terbatas pada kehilangan akibat kematian saja.

Memahami berbagai jenis duka dapat membantu kamu mengenali dan memberikan dukungan yang tepat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang sedang berduka.

Baca Juga: Cara Menghadapi Duka Kehilangan Anak seperti Ridwan Kamil dan Atalia Praratya

(*)

Sumber: Positive Psychology
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja