Pendekatan secara holistik ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga menghormati hak asasi manusia bagi semua orang yang membutuhkan.
Dikutip dari buku panduan teknis perawatan paliatif Kemenkes, pengobatan kuratif bisa jadi belum berhasil memberikan kesembuhan yang diharapkan dan upaya pencegahan baik primer maupun sekunder belum dilaksanakan dengan baik, dan karena itu banyak pasien kemudian berada dalam stadium lanjut.
Dalam keadaan itu maka pelayanan paliatif menjadi satu-satunya tindakan yang sesuai dan manusiawi bagi mereka yang menderita akibat penyakit-penyakit kronis.
Sebagai bidang ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan.
Dalam perawatan paliatif, peran pasien dalam pengambilan keputusan sangat penting. Setiap pasien memiliki tujuan pribadi yang berbeda-beda akan hal-hal yang ingin mereka capai dalam kelemahan tubuh.
Biasanya ini diungkapkan dalam hal seperti fungsi tubuh, misalnya "Saya ingin bisa melakukan..." atau menghadapi momen penting dalam kehidupan, misalnya "Saya ingin melihat anak saya menikah."
Perawatan paliatif melampaui penanganan gejala fisik semata karena mengadopsi pendekatan holistik, melibatkan tim multidisiplin yang mendukung pasien dan keluarganya.
Tim ini tidak hanya menangani kebutuhan medis, tetapi juga memberikan bantuan konseling dan menciptakan lingkungan yang mendukung agar pasien dapat menjalani kehidupan aktif hingga akhir.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Ginjal Kronis yang Disebut The Silent Killer