Palliative Care (Perawatan Paliatif), Mencoba Hadirkan Ketenangan di Masa Kritis Hidup

David Togatorop - Selasa, 2 Juli 2024
Palliative care (perawatan paliatif) mengurangi penderitaan melalui penanganan sakit fisik, emosional, dan spiritual.
Palliative care (perawatan paliatif) mengurangi penderitaan melalui penanganan sakit fisik, emosional, dan spiritual. Getty Images/Karunyapas

Parapuan.co - Kawan Puan, adalah fakta dalam kehidupan ini bahwa kesulitan dapat datang dalam berbagai bentuk, termasuk penyakit.

Terkadang, penyakit datang menimpa dalam wujud penyakit kronis yang penyembuhannya memakan waktu panjang dan memberikan rasa sakit tak terkira.

Dan sayangnya, sebagian besar pasien yang menderita penyakit kronis, termasuk kanker sebagai penyakit yang mematikan, akan berakhir hidupnya.

Dalam menjalani masa-masa kritis, antara berjuang melawan sakit dan mencoba melihat harapan tersisa, seorang pasien membutuhkan pendampingan, baik secara medis maupun psikologis.

Pendekatan pendampingan itu dalam kedokteran moderen dikenal dengan nama palliative care atau perawatan paliatif.

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dari berbagai usia yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.

Tujuannya adalah mengurangi penderitaan melalui penanganan sakit fisik, emosional, dan spiritual.

Perawatan paliatif bukan hanya tentang mengobati penyakit namun juga untuk membawa pasien menghargai kehidupan di tengah-tengah penyakit yang mengancam jiwa.

Dengan demikian, perawatan paliatif memastikan bahwa pasien dan keluarganya dapat melewati masa-masa sulit dengan tenang dan penuh kasih sayang.

Baca Juga: 5 Penyakit Kronis yang Disebabkan oleh Rokok, Ada Kanker Paru-Paru

Pendekatan secara holistik ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga menghormati hak asasi manusia bagi semua orang yang membutuhkan.

Dikutip dari buku panduan teknis perawatan paliatif Kemenkes, pengobatan kuratif bisa jadi belum berhasil memberikan kesembuhan yang diharapkan dan upaya pencegahan baik primer maupun sekunder belum dilaksanakan dengan baik, dan karena itu banyak pasien kemudian berada dalam stadium lanjut.

Dalam keadaan itu maka pelayanan paliatif menjadi satu-satunya tindakan yang sesuai dan manusiawi bagi mereka yang menderita akibat penyakit-penyakit kronis.

Sebagai bidang ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan.

Dalam perawatan paliatif, peran pasien dalam pengambilan keputusan sangat penting. Setiap pasien memiliki tujuan pribadi yang berbeda-beda akan hal-hal yang ingin mereka capai dalam kelemahan tubuh.

Biasanya ini diungkapkan dalam hal seperti fungsi tubuh, misalnya "Saya ingin bisa melakukan..." atau menghadapi momen penting dalam kehidupan, misalnya "Saya ingin melihat anak saya menikah."

Perawatan paliatif melampaui penanganan gejala fisik semata karena mengadopsi pendekatan holistik, melibatkan tim multidisiplin yang mendukung pasien dan keluarganya.

Tim ini tidak hanya menangani kebutuhan medis, tetapi juga memberikan bantuan konseling dan menciptakan lingkungan yang mendukung agar pasien dapat menjalani kehidupan aktif hingga akhir.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Ginjal Kronis yang Disebut The Silent Killer

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa perawatan ini adalah hak asasi manusia yang mendasar karena menekankan layanan yang berpusat pada individu sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka serta menjunjung tinggi martabat dan memastikan kenyamanan, tanpa memandang jenis penyakit yang mendasarinya.

Meskipun kanker merupakan ranah perawatan paliatif yang umum, tapi perawatan ini juga melayani berbagai kondisi di luar kanker, termasuk penyakit jantung, gangguan pernapasan kronis, AIDS, dan diabetes, gagal ginjal, gangguan neurologis, demensia, dan penyakit kronis lainnya.

Nyeri dan kesulitan pernapasan adalah di antara gejala paling umum dan mengganggu yang dialami oleh pasien perawatan paliatif. Hingga 80% individu pengidap AIDS atau kanker, dan 67% dengan kondisi kardiovaskular atau pernapasan, mengalami nyeri sedang hingga parah menjelang akhir hidup.

Secara umum, tujuan pelayanan paliatif adalah untuk mengurangi nyeri dan gejala lainnya, meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual, serta memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan setelah masa berkabung.

Perawatan paliatif setelah pasien meninggal

Perawatan paliatif juga dilakukan bukan hanya pada pasien, tapi juga kepada keluarga pasien. Dalam keadaan pasien meninggal dunia, keluarga pun larut dalam perkabungan. Berkabung adalah rasa kehilangan dapat dirasakan oleh pasien, keluarga, kerabat, dan teman-teman sejak seseorang mulai menghadapi penyakit.

Rasa kehilangan itu kemudian berubah wujud menjadi kesehatan uang menurun, dan akhirnya rasa depresi. Tugas dari pelayanan paliatif adalah memberikan dukungan agar rasa duka yang muncul tidak menjadi kesedihan yang bersifat patologis.

Dukungan pada masa berkabung diberikan baik saat pasien meninggal maupun selama proses pemakaman. Dua minggu setelah pemakaman, penting untuk melakukan follow-up dengan keluarga yang berduka untuk mengevaluasi kemampuan mereka dalam mengatasi kehilangan dan beradaptasi dengan kehidupan baru tanpa kehadiran pasien yang telah meninggal.

Tujuan dukungan pada masa berkabung meliputi membantu keluarga dalam menerima fakta bahwa pasien telah meninggal dan tidak akan kembali serta memberikan dukungan agar keluarga dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru lalu melanjutkan kehidupan tanpa kehadiran pasien yang telah tiada. (*)

Baca Juga: Viral di TikTok, Ini 5 Tips Mencegah Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Penulis:
Editor: David Togatorop


REKOMENDASI HARI INI

Palliative Care (Perawatan Paliatif), Mencoba Hadirkan Ketenangan di Masa Kritis Hidup