Multi Level Marketing Mulai Ditinggalkan, Kini Eranya Mixed Marketing Concept

Citra Narada Putri - Minggu, 7 Juli 2024
Multi level marketing mulai ditinggalkan, dan kini eranya mixed marketing concept.
Multi level marketing mulai ditinggalkan, dan kini eranya mixed marketing concept. (Chinnapong/Getty Images)

Parapuan.co - Multi level marketing atau MLM adalah salah satu strategi pemasaran yang sudah banyak dilakukan.

MLM adalah sebuah strategi pemasaran dengan skema yang terdiri dari anggota upline dan downline.

Bisnis ML memiliki dua prinsip dasar yang menjadi fondasinya, yaitu adanya produk yang dijual dan penjualan produk dipusatkan serta tergantung pada usaha anggota untuk mencari dan merekrut anggota baru.

Maka memang fokus dari MLM adalah pada sistem pemasaran yang tidak melulu kepada produk, tapi juga peluang untuk mendapat penghasilan, atau komisi, akan lebih besar.

Di era digital ini, kekuatan media sosial dan platform e-commerce menjadi kunci utama bagi kelangsungan hidup sebuah produk.

Para pelaku bisnis berlomba-lomba memperkuat strategi pemasaran mereka dengan memanfaatkan berbagai saluran penjualan, mulai dari website, media sosial, hingga marketplace online.

Di sisi lain, sistem Multi Level Marketing yang dulunya menjadi primadona kini mulai terasa tertinggal zaman.

Konsumen modern lebih memilih kemudahan dan transparansi yang ditawarkan oleh platform e-commerce, dibandingkan dengan sistem MLM yang tradisional dan terkesan rumit.

Salah satu brand yang terkenal dengan sistem pemasaran MLM adalah CNI.

Baca Juga: 4 Strategi Pemasaran Ide Usaha Ini Cocok untuk Pemula, Apa Saja?

Brand yang menjual asupan suplemen kesehatan sejak berdiri pada tahun 1986 ini, sudah menerapkan strategi pemasaran berjenjang atau multi level marketing sejak awal.

Namun sejak 1 Oktober 2023 CNI meninggalkan sistem yang telah dianutnya selama 37 itu.

“Sebagai pelaku bisnis, kita dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga CNI yang akan selalu inovatif, kreatif dan adaptif dalam menjalankan roda bisnis, khususnya yang berkaitan dengan dunia digital. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk meninggalkan skema MLM dan beralih ke Mixed Marketing Concept (MMC),” terang CEO CNI Indonesia, Abrian Natan.

CNI yang dulu terkenal dengan sistem multi level marketing kini menerapkan mixed marketing concept.
CNI yang dulu terkenal dengan sistem multi level marketing kini menerapkan mixed marketing concept. (Dok. CNI)

Melalui MMC, produk CNI dapat menjangkau konsumen dengan lebih luas lagi, karena dapat dibeli secara offline dan online di marketplace.

MMC merupakan penggabungan keunggulan dari konsep pemasaran offline, online serta pemasaran langsung yang mencakup penjualan pribadi, berjenjang, berjenjang terbatas, serta mengadopsi sebagian sistem franchise.

Dalam hal pemasaran offline, CNI tetap mengutamakan existing partnership yang terdiri dari para distributor dan sales operator dengan “amunisi” baru, yaitu CNI Store.

Toko fisik yang berdiri di area Head Office CNI di kawasan Kembangan, Jakarta Barat ini mengadopsi sebagian sistem franchise, namun tetap memiliki perbedaan dengan model franchise tradisional.

Baca Juga: 7 Cara Dapat Uang dari Instagram, Salah Satunya Lewat Affiliate Marketing

CNI Store dijalankan dengan sistem dan prosedur yang distandarisasi. 

Namun beberapa hal dirancang lebih sederhana dan fleksibel, seperti misalnya jam operasional yang memungkinkan para mitra CNI dapat memperoleh margin keuntungan yang jauh lebih baik.

"Dan yang paling signifikan adalah zero license fee, yaitu tidak ada biaya yang dikenakan ke mitra CNI untuk menggunakan brand CNI di media offline dan online,” jelas Abrian dalam acara launching CNI Store yang digelar pada Selasa (2/7).

Sistem pengelolaan tersebut juga merupakan strategi CNI dalam menjalankan komitmen bersama mitranya dengan sistem yang fleksibel dan tidak mengekang.

Namun, di sisi lain CNI tetap menjamin supply chain berjalan maksimal karena dikelola dan dikontrol langsung oleh CNI, dengan sistem transaksi tersentralisasi dan dijalankan menggunakan aplikasi dan teknologi

Menurut Abrian, dengan strategi ini, kegiatan promosi dan distribusi produk dapat dioptimalkan untuk mendapatkan respon positif dalam masyarakat.

Jika hitungan ini benar, bukan tidak mungkin CNI terus mengembangkan CNI Store ke berbagai wilayah di Indonesia.

“Lokasi-lokasi CNI Store ditentukan oleh PT CNI sesuai kebutuhan pengembangan wilayah geografis dan wajib memenuhi standarisasi yang ditentukan. Kami menargetkan 1000 CNI Store diseluruh Indonesia pada tahun 2025,” tutup Abrian.

(*)

Baca Juga: Jangan Diremehkan, 3 Strategi Marketing Konvensional Ini Masih Efektif



REKOMENDASI HARI INI

Kelanjutan Kasus Pemerkosaan Lansia di Prancis, Mantan Suami Gisele Pelicot Dipenjara 20 Tahun