Parapuan.co - Hamil di usia 35 tahun memang memiliki tantangan tersendiri, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan dengan sehat dan aman.
Dengan menjalankan pola hidup sehat, melakukan pemeriksaan rutin, dan mendapatkan dukungan dari tenaga medis, Kawan Puan bisa menikmati kehamilan yang sehat dan bahagia.
Di era modern ini, perempuan hamil di atas usia 30 tahun sudah menjadi hal yang biasa. Alasan di balik keputusan ini sangat beragam, mulai dari mengejar karier, menikah di usia lebih matang, hingga menghadapi kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
Memang kesuburan secara bertahap mulai menurun pada sekitar usia 32 tahun dan setelah usia 35 tahun, penurunan tersebut semakin cepat.
Perempuan dilahirkan dengan semua sel telur yang pernah mereka miliki – sekitar 1 juta sel telur lalu jumlah telur secara bertahap menurun seiring waktu. Pada usia 35, peluang untuk hamil setelah 3 bulan mencoba adalah sekitar 12 persen.
Risiko keguguran dan kelainan genetik juga mulai meningkat setelah usia 35 tahun dan mungkin ada lebih banyak komplikasi pada kehamilan atau saat melahirkan di kemudian hari.
Meskipun tidak seideal saat usia 20-an, kehamilan di atas usia 35 tahun tetap memungkinkan.
Namun, penting untuk memperhatikan risiko yang mungkin timbul dan kondisi kesehatan.
Konsultasi rutin dengan dokter sangat disarankan, karena hamil di usia yang lebih tua membawa risiko seperti pre-eklampsia, kelahiran prematur, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, hingga keguguran.
Baca Juga: Duh, Sedang Hamil dan Malas Ke Kantor? Ini 6 Tips Supaya Tetap Semangat dan Aktif
Menjaga Kehamilan Sehat di Usia 35 Tahun ke Atas
1. Pola Hidup Sehat
Usia 35 tahun ke atas bukanlah batasan untuk memiliki kehamilan yang sehat dan risiko komplikasi bisa diturunkan dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain menjaga berat badan ideal, berhenti merokok dan minum alkohol, serta rutin berolahraga.
Memastikan berat badan yang sehat sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk mendukung kesehatan bumil dan janin.
Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol karena dapat membahayakan keduanya.
2. Lakukan USG Lebih Awal
Pemindaian awal sangat penting untuk mendeteksi kelainan pada janin sejak dini. Biasanya, USG dilakukan saat kehamilan berusia delapan minggu.
Namun, untuk perempuan hamil di atas usia 35 tahun, USG sebaiknya dilakukan saat usia kandungan enam minggu.
Baca Juga: Sebenarnya Boleh Atau Tidak Ibu Hamil Mandi Air Hangat?
3. Tekanan Darah
Memantau tekanan darah dan kadar gula darah secara rutin sangat penting untuk memastikan kehamilan yang sehat.
Tekanan darah yang terkontrol dapat menekan risiko terjadinya pre-eklampsia, sebuah kondisi serius yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk secara rutin memeriksa tekanan darah dan memastikan bahwa tekanan tersebut berada dalam batas normal selama masa kehamilan.
Selain itu, memantau kadar gula darah juga sangat penting. Gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan komplikasi seperti diabetes gestasional, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Pemeriksaan gula darah secara rutin, terutama menjelang kehamilan dan ketika kehamilan memasuki usia 24 hingga 28 minggu, membantu memastikan bahwa kadar gula darah tetap terkendali.
4. Pemeriksaan Genetik
Saat kehamilan memasuki minggu ke-11, lakukan pemeriksaan genetik untuk mengetahui adanya kecacatan genetik pada janin.
Pemeriksaan ini penting untuk memastikan janin berkembang dengan sehat. (*)
Baca Juga: Enggak Perlu Khawatir Lagi, Ini Fakta Tentang Pengaruh Kafein pada Kesuburan