Dengan kata lain, perubahan iklim mengganggu akses terhadap sumber daya alam, yang ironisnya memaksa perempuan untuk melakukan perjalanan lebih jauh dan bekerja lebih lama untuk mendapatkan sumber daya alam tersebut.
Kondisi ini dapat membatasi waktu mereka untuk mendapatkan pendidikan, mencari nafkah, dan kegiatan penting lainnya.
Hal ini memberikan tekanan tambahan pada anak perempuan, yang seringkali harus meninggalkan sekolah untuk membantu ibu mereka mengatasi beban yang semakin meningkat.
Rentan Jadi Korban Bencana Alam
Ketika bencana terjadi, perempuan mempunyai peluang yang lebih kecil untuk bertahan hidup dan lebih besar kemungkinannya untuk terluka.
Misal saja menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), perempuan dan anak-anak 14 kali lebih besar berisiko meninggal dunia.
Temuan BNPB menunjukkan bahwa 60-70 persen korban bencana adalah perempuan dan anak-anak serta orang lanjut usia.
Misalnya korban tsunami Aceh yang terbanyak adalah ibu yang meninggal bersama anaknya.
Baca Juga: Viral di TikTok Man VS Bear, Kenapa Perempuan Memilih Beruang daripada Laki-Laki?