"Jadinya saya mengenal kegiatan pendampingan, pemberdayaan terhadap perempuan dan anak ini di tahun 2000 itu, ketika saya mendampingi suami saya sebagai Walikota Denpasar," ujarnya.
Adapun kegiatan pendampingan masyarakat yang dilakukan, antara lain sebagai ketua tim penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), kegiatan sosial K3S, hingga yang berkaitan dengan kegiatan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah).
Setiap kegiatan tersebut lekat dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
"Kalau K3S itu bentuknya kesejahteraan sosial, kita harus mendampingi anak yatim dan kelompok rentan," terang Bintang kepada PARAPUAN.
Bintang Puspayoga menuturkan, semula semua itu sulit baginya. Namun, lama kelamaan ia menikmati kegiatan memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak.
"Itu bagi saya sangat menyenangkan sekali. Setiap ada kegiatan pembinaan, turun ke lapangan dan masyarakat, saya betul-betul menikmati," papar Bintang.
Tantangan sebagai Menteri PPPA
Meski kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dirasa menyenangkan, tak dapat dimungkiri bahwa Bintang Puspayoga juga mengalami banyak tantangan.
Salah satu yang paling diingat adalah ketika viral kasus kawin tangkap di Sumba pada pertengahan Juni 2021, di mana isu perempuan dan anak berkaitan dengan budaya daerah.