Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Perjuangan Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Arintha Widya - Sabtu, 27 Juli 2024
Perjuangan Menteri PPPA dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Perjuangan Menteri PPPA dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. PARAPUAN/Gusti Alvianto

Parapuan.co - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga rasanya layak dijadikan panutan dalam hal menjadi perempuan berdaya, sekaligus memberdayakan perempuan.

Bagaimana tidak, untuk sampai di titik kehidupannya sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) seperti sekarang, Bintang Puspayoga menempuh perjalanan yang tidak mudah.

Bahkan, awalnya ia tidak tahu bahwa memperjuangkan hak perempuan dan anak begitu menantang, tapi juga menyenangkan.

Bagaimana perjuangan Menteri Bintang Puspayoga dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak selama ini?

Berikut cerita singkatnya yang diungkap dalam wawancara eksklusif PARAPUAN bersama Menteri PPPA Bintang Puspayoga!

Bermula dari Perannya sebagai Istri Pejabat

Suami Menteri Bintang Puspayoga ialah seorang pejabat, yaitu Walikota Denpasar yang terpilih pada tahun 2000.

Ketika itulah, perempuan yang mulanya bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang keuangan ini mengawali jalur hidupnya yang banyak bersinggungan dengan perempuan dan anak-anak.

"Sebagai istri pimpinan daerah, kita pasti akan direkatkan dengan kehidupan sosial masyarakat," ungkap Bintang Puspayoga.

Baca Juga: Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Perempuan Indonesia Harus Berdaya dan Mandiri

"Jadinya saya mengenal kegiatan pendampingan, pemberdayaan terhadap perempuan dan anak ini di tahun 2000 itu, ketika saya mendampingi suami saya sebagai Walikota Denpasar," ujarnya.

Adapun kegiatan pendampingan masyarakat yang dilakukan, antara lain sebagai ketua tim penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), kegiatan sosial K3S, hingga yang berkaitan dengan kegiatan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah).

Setiap kegiatan tersebut lekat dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

"Kalau K3S itu bentuknya kesejahteraan sosial, kita harus mendampingi anak yatim dan kelompok rentan," terang Bintang kepada PARAPUAN.

Bintang Puspayoga menuturkan, semula semua itu sulit baginya. Namun, lama kelamaan ia menikmati kegiatan memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak.

"Itu bagi saya sangat menyenangkan sekali. Setiap ada kegiatan pembinaan, turun ke lapangan dan masyarakat, saya betul-betul menikmati," papar Bintang.

Tantangan sebagai Menteri PPPA

Meski kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dirasa menyenangkan, tak dapat dimungkiri bahwa Bintang Puspayoga juga mengalami banyak tantangan.

Salah satu yang paling diingat adalah ketika viral kasus kawin tangkap di Sumba pada pertengahan Juni 2021, di mana isu perempuan dan anak berkaitan dengan budaya daerah.

Baca Juga: KemenPPPA Raih Opini WTP, Menteri Bintang: Pengelolaan untuk Progam Berdampak Positif

Kala itu, aparat penegak hukum tidak berani menindak tegas karena adanya "kedok" budaya yang menjadikan kawin tangkap "dilegalkan".

"Saya pikir tidak ada budaya yang statis. Budaya itu masih akan bergerak dinamis, yang penting pendekatan-pendekatan yang kita lakukan," tutur Bintang.

Itu baru tantangan terkait perempuan. Belum lagi persoalan anak yang juga banyak tantangannya, semisal perkawinan anak.

"Di beberapa daerah, seperti di NTB ada kawin merarik (kawin lari), di Wajo pun ada anak usia 13-14 tahun kawin di usia muda dibuatkan pesta besar, itu kan budaya," kata Bintang.

"Saya bicara isu perempuan dan anak ini memang tantangannya cukup besar, karena sangat kompleks, intervensi yang kita lakukan di tiap daerah juga tidak bisa sama, karena kearifan lokal tersebut," tambahnya.

Oleh sebab itu, Kementerian PPPA tidak hanya melakukan pendekatan pada yang bersangkutan atau pemerintah daerah setempat.

Dalam banyak kasus, ia melakukan pendekatan dengan tokoh adat dan tokoh agama, dibantu oleh pemerintah untuk menemukan solusi.

"Di sana kita bisa pilah, mana yang budaya, mana yang kriminal. Itu mungkin tantangan secara umum dalam penanganan kerja-kerja di Kementerian ini terkait dengan isu perempuan dan anak," pungkas Bintang.

Itulah tadi sekilas kisah perjuangan Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam bidang pemberdayaan perempuan dan anak.

Hendaknya, isu terkait perempuan dan anak menjadi perhatian dan tanggung jawab kita bersama ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Mimpi Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Raih Kesetaraan Gender di Tengah Budaya Patriarki

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Survei Ungkap Tren Belanja di Musim Liburan 2024 akan Berbasis AI