Parapuan.co - Bila Kawan Puan senang berolahraga lari pagi atau jalan pagi umumnya memakai jam tangan digital yang dilengkapi dengan pengukur heart rate, atau detak jantung.
Namun, bagaimana cara membaca heart rate yang tepat agar aktivitas lari pagi atau jalan pagi tetap aman?
Detak jantung, atau denyut nadi, diukur dalam denyut per menit (bpm). Saat Kawan Puan melakukan latihan aerobik seperti berlari, detak jantung akan meningkat.
Seiring dengan peningkatan kecepatan dan intensitas kerja, detak jantung pun naik. Darah beredar ke otot-otot agar mereka mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk terus bergerak.
Menjaga detak jantung selama berolahraga adalah indikator yang baik untuk mengetahui seberapa keras Kawan Puan melakukannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Detak Jantung Saat Berlari
Rata-rata detak jantung saat berlari berbeda untuk setiap orang karena beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah usia.
Seiring bertambahnya usia, target detak jantung selama aktivitas fisik menjadi lebih rendah. Selain itu, tingkat kebugaran juga mempengaruhi detak jantung.
Orang yang aktif secara fisik mungkin memiliki detak jantung istirahat yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang yang lebih banyak duduk, karena otot jantung mereka lebih kuat dan tidak perlu bekerja keras untuk berdetak.
Baca Juga: Efektif Bakar Kalori, Tapi Apakah Boleh Jalan Pagi Setiap Hari?
Faktor lain yang mempengaruhi detak jantung adalah suhu udara.
Pada suhu panas dan lembab, detak jantung Kawan Puan mungkin berdetak 5 hingga 10 kali lebih banyak per menit untuk memompa lebih banyak darah.
Penggunaan obat juga berperan dalam mempengaruhi detak jantung.
Beberapa obat dapat memperlambat detak jantung, sedangkan dosis tinggi obat tiroid dapat meningkatkannya.
Emosi juga memiliki pengaruh signifikan terhadap detak jantung.
Emosi seperti stres, kegembiraan, dan kemarahan dapat memperlambat atau mempercepat detak jantung.
Dengan memahami faktor-faktor ini, Kawan Puan dapat lebih efektif mengelola detak jantung selama berlari dan memastikan latihan yang aman dan optimal.
Lalu bagaimana caranya menghitung detak jantung maksimum yang aman?
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Jalan Pagi? Beda Waktu, Jelas Beda Manfaat
Menghitung Detak Jantung Maksimum dan Ideal
Untuk menentukan detak jantung ideal saat berlari, Kawan Puan perlu menghitung detak jantung maksimum terlebih dahulu.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), caranya adalah dengan mengurangi usia Kawan Puan dari 220. Sebagai contoh, jika usia Kawan Puan 30 tahun, detak jantung maksimum adalah 190 bpm.
Penting untuk dicatat bahwa ini hanya panduan umum. Detak jantung maksimum Kawan Puan bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Setelah mengetahui detak jantung maksimum, langkah berikutnya adalah menentukan intensitas latihan yang diinginkan.
Menurut American Heart Association (AHA), untuk latihan intensitas sedang seperti berjalan cepat, targetkan detak jantung sebesar 50-75% dari detak jantung maksimum Kawan Puan.
Sedangkan untuk aktivitas berat seperti berlari, targetkan 70-85% dari detak jantung maksimum
Dengan memahami dan memantau detak jantung, Kawan Puan dapat mengoptimalkan latihan dan menjaga kesehatan jantung dengan lebih baik.
Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum memulai program latihan baru, terutama jika Kawan Puan memiliki kondisi kesehatan tertentu. (*)
Baca Juga: Jalan Pagi atau Jalan Sore, Mana Lebih Baik?