Parapuan.co - Kawan Puan, ternyata hybrid working bukan sebatas dapat bekerja secara fleksibel hingga menciptakan work life balance.
Bagi perempuan, pengaturan sistem kerja hibrida atau hybrid working dapat mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja.
Hal tersebut terungkap dalam survei IWG (International Workplace Group) tahun 2023 yang dirilis saat Hari Perempuan Internasional 8 Maret, sebagaimana dikutip dari Forbes.
Survei IWG menunjukkan, hampir 90 persen perempuan Amerika percaya bahwa hybrid work berfungsi sebagai penyamarataan di tempat kerja.
Temuan ini menyoroti peran penting dari pengaturan kerja hybrid dalam menyamakan kedudukan dan mempromosikan kesetaraan gender.
Ketika perempuan memiliki kesempatan untuk bekerja dari rumah, mereka dapat menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dengan lebih efektif, tanpa harus memilih salah satu dari keduanya.
Survei IWG juga menemukan bahwa 67 persen perempuan percaya bahwa hybrid work memiliki dampak positif pada jalur pertumbuhan karier mereka.
Fleksibilitas dari hybrid work memungkinkan perempuan untuk menjadi lebih efisien dan produktif, mengikuti pelatihan tambahan untuk mendukung karier, dan meningkatkan visibilitas di hadapan pimpinan.
Ketika perempuan dapat mencapai kesuksesan karier sembari memenuhi tanggung jawab dalam keluarga, mereka lebih mungkin untuk tetap berada di angkatan kerja.
Baca Juga: Hybrid Work, Budaya Kerja Masa Depan yang Perlu Fresh Graduate Tahu
Selain itu, perempuan karier yang bekerja dengan sistem hibrida juga labih mampu mempromosikan kesetaraan gender, dan berkontribusi pada pemberdayaan perempuan.
Dampak Vital Hybrid Working bagi Perempuan Karier
Survei IWG juga menemukan bahwa 82 persen perempuan percaya, hybrid work memungkinkan mereka untuk memprioritaskan keluarga dan anak-anak.
Lebih dari separuh responden yang mengidentifikasi diri sebagai pengasuh melihat pengaturan kerja yang fleksibel memberi banyak manfaat dalam hal ini.
Dengan memungkinkan perempuan untuk menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dengan lebih efektif, hybrid work dapat membantu mengurangi beban pengasuhan.
Perempuan jadi lebih fleksibel pula dalam berbagi peran dengan pasangan, dan tidak menjadi satu-satunya yang menanggung "beban" pengasuhan anak.
Bukan itu saja, survei IWG mencatat pula bahwa fleksibilitas dari hybrid work memungkinkan perempuan untuk bisa memprioritaskan kesehatan fisik dan mental.
Temuan ini menyoroti peran penting yang dimainkan oleh hybrid work dalam mempromosikan kesehatan karyawan, terutama di lingkungan saat ini yang penuh dengan stres dan ketidakpastian.
Ketika perempuan dapat menjaga kesehatan fisik dan mental, mereka bisa lebih produktif dalam pekerjaan, berkontribusi pada kesuksesan perusahaan maupun dirinya sendiri.
Baca Juga: Cegah Bosan WFH, 5 Model Hybrid Work Ini Bisa Diterapkan Perusahaan
Pentingnya Hybrid Working bagi Perempuan
Hasil survei IWG menegaskan peran penting dari pengaturan kerja hybrid dalam mempromosikan kesetaraan gender.
Sistem kerja ini disebut dapat menjadi salah satu cara untuk memberdayakan perempuan di tempat kerja, sehingga lebih maksimal dalam berkontribusi pada kesuksesan bisnis.
Dengan menawarkan pengaturan kerja hybrid, perusahaan juga dapat menarik dan mempertahankan bakat terbaik.
Perusahaan dapat pula mendorong kesehatan fisik dan mental karyawan, serta mendukung kesuksesan mereka, terutama perempuan.
Hybrid working tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi perempuan, tetapi juga bagi seluruh organisasi/lembaga/perusahaan.
Fleksibilitas dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang ditawarkan oleh hybrid work dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan suportif, di mana setiap individu dapat mencapai potensi maksimal mereka.
Dengan demikian, hybrid working berkontribusi pada pemberdayaan perempuan dan memperkuat fondasi kesetaraan gender di tempat kerja.
Di tempat kerja Kawan Puan menerapkan sistem kerja hibrida atau hybrid working belum, nih?
Baca Juga: Cegah Stres, Ketahui 5 Cara Menjaga Work Life Balance di Lingkungan Kerja Hybrid
(*)