Ibu-Ibu Perlu Tahu! Apa Itu Overmedication dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Kinanti Nuke Mahardini - Rabu, 31 Juli 2024
Mengenal overmedication atau pengobatan berlebihan
Mengenal overmedication atau pengobatan berlebihan Freepik.com

Sepakat dengan dr. Wati, dr. Emira E. Oepangat, praktisi medis yang juga tergabung dalam Yayasan Orang Tua Peduli menyampaikan bahwa layanan yang berbasis bukti dipastikan akan menghasilkan layanan kesehatan yang berkualitas dan aman.

Disampaikan dr. Emira, layanan yang berbasis bukti (evidence-based medicine) akan merangkum sejumlah tindakan dari penyedia layanan kesehatan berupa Rekam Medis yang Lengkap, Benar,  dibuat dengan jelas dan ringkas, serta dengan persetujuan pasien.

Berikutnya transparansi, manajemen kasus, dan jalur klinis juga termasuk  elemen penting dalam sistem layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, efisiensi, dan koordinasi antar penyedia layanan kesehatan.

sebuah diskusi Investortrust Power Talk bertema "Pentingnya Layanan Kesehatan yang Layak dan Tepat bagi Publik"
sebuah diskusi Investortrust Power Talk bertema "Pentingnya Layanan Kesehatan yang Layak dan Tepat bagi Publik" Dok. Investortrust

“Manfaat dari Evidence-Based Medicine (EBM) mencakup pengendalian biaya yang dapat mencegah penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan, serta memastikan penggunaan data yang berpusat pada pasien untuk meningkatkan efektivitas klinis. Selain itu, EBM mendukung interoperabilitas yang telah diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, memungkinkan pertukaran data yang lancar dan transparan, serta menyediakan data seumur hidup dan terbuka untuk penelitian dan inovasi,” ujar dr. Emira.

Untuk mengatasi dan mencegah overmedication, beberapa langkah berikut dapat diambil:

  1. Pahami dan Ikuti Petunjuk Penggunaan Obat: Selalu ikuti petunjuk dokter dan baca label obat dengan seksama. Jangan ragu untuk bertanya kepada penyedia layanan kesehatan jika ada yang tidak jelas.
  2. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Diskusikan semua obat yang kamu konsumsi, termasuk obat bebas dan suplemen, dengan dokter atau apoteker. Ini membantu mencegah interaksi obat dan memastikan bahwa kamu tidak mengambil dosis yang berlebihan.
  3. Gunakan Daftar Obat: Buat daftar semua obat yang kamu konsumsi dan perbarui secara berkala. Ini akan membantu dokter dalam memberikan resep yang aman dan menghindari duplikasi.
  4. Jangan Berhenti Mengonsumsi Obat Tanpa Konsultasi: Jika kamu merasa perlu berhenti mengonsumsi obat, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Menghentikan obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan efek samping atau kekambuhan penyakit.
  5. Edukasi Diri: Tingkatkan pengetahuan kamu tentang obat yang dikonsumsi, termasuk potensi efek samping dan interaksi yang mungkin terjadi.
  6. Pantau Kesehatan Secara Rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memastikan bahwa penggunaan obatmu masih sesuai dengan kebutuhan medismu.

Bayi-Balita Cenderung Berisiko Alami Overtreatment dan Overmedication

Soal masih terjadinya over treatment, dr Wati mengungkapkan, studi pola peresepan yang dilakukan YOP sejak 2003 sampai 2023 menunjukkan belum adanya perubahan yang berarti, terutama dalam hal over medication dan over treatment pada penyakit akibat infeksi yang kerap menyerang bayi dan balita.

“Studi kami menunjukkan bahwa masih kerap ditemui perawatan berlebihan yang tidak diperlukan (unnecessary excessive) yang lebih membawa risiko daripada manfaat. Untuk itu salah satu edukasi yang kami lakukan adalah menekankan pada komunitas bahwa terapi itu tidak hanya obat, tetapi juga termasuk nasehat atau saran profesional, terapi non-obat, rujukan atau second opinion, dan kombinasi semuanya,” tutur dr Wati.

Menanggapi sejumlah kasus dan kecenderungan perawatan dan layanan kesehatan yang mengarah pada overtreatment, Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, S.Pi, MM mengingatkan kembali para tenaga layanan dan fasilitas kesehatan untuk kembali pada tujuan utama dari penyediaan layanan kesehatan.

“Para tenaga layanan kesehatan dalam upaya pemberian layanan kesehatan harus mewujudkan derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat dalam bentuk Upaya Kesehatan perseorangan  yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan atau paliatif yang berdampak hanya kepada individu”. 

Rahmad juga mengingatkan bahwa overtreatment juga bisa berimplikasi hukum bagi pelaku industri layanan kesehatan yang secara sengaja memberikan pelayanan melebihi standar pelayanan yang seharusnya diterima pasien.

“Memang harus ada efek jera. Overtreatment, juga termasuk  petugas layanan kesehatan yang bekerja sama dengan industri farmasi saat memberikan layanan kesehatan, bisa dipidanakan. Ada kasus tenaga medis menerima gratifikasi dari perusahaan farmasi, ini tentu bisa dipidanakan,” tegas Rahmad.

Overmedication adalah masalah serius yang dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Memahami apa itu overmedication, bahaya yang ditimbulkannya, serta langkah-langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan. Dengan pendekatan yang hati-hati terhadap penggunaan obat dan komunikasi yang baik dengan penyedia layanan kesehatan, kamu dapat mengurangi risiko overmedication dan memastikan bahwa kamu mendapatkan manfaat maksimal dari pengobatan yang kamu terima.

Baca Juga: Diet Khusus Anak Penderita Kanker, Kenali Efek Samping Pengobatan

*Sebagian artikel ini ditulis dengan bantuan kecerdasan buatan atau AI.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Hukuman Pelaku Pelecehan Seksual Fisik dan Non Fisik Berdasarkan UU TPKS