Salah satu keuntungan dari dihapuskannya jurusan adalah menghapuskan stigma mengenai siswa pintar dan yang kurang pandai.
"Mereka yang masuk ke jurusan IPS dan Bahasa cenderung mendapatkan label sebagai anak-anak nakal, bandel, dan tidak secerdas anak-anak jurusan IPA," kata Tuti.
"Dari sisi dampak penjurusan yang tidak menguntungkan siswa IPS dan Bahasa, saya patut mengapresiasi kebijakan Kemendikbud Ristek untuk menghapus penjurusan," imbuhnya.
2. Perlu Kualitas Sekolah yang Merata
Meski penjurusan dapat menyebabkan stigma negatif, masalah utama adalah kualitas pendidikan yang mungkin tidak merata.
Di sekolah-sekolah dengan kualitas pendidikan yang baik, penjurusan tidak menghalangi kesuksesan siswa IPS dan Bahasa di perguruan tinggi, karena mereka didukung oleh fasilitas dan guru yang memadai.
"Hal itu karena mereka benar-benar meminati jurusannya. Lalu belajar dengan baik, dan sekolah juga menyediakan fasilitas belajar serta guru-guru yang baik pula," papar Tuti.
3. Tidak Ada Diskriminasi dalam Memilih Jurusan Kuliah
Setelah lulus SMA, siswa IPA sering kali memiliki kebebasan lebih dalam memilih jurusan kuliah, termasuk jurusan yang seharusnya untuk siswa IPS dan Bahasa.