Kekerasan Berpacaran Anak Remaja, Ini Dampaknya untuk Jangka Panjang

Saras Bening Sumunar - Sabtu, 17 Agustus 2024
Dampak  jangka panjang kekerasan berpacaran anak remaja.
Dampak jangka panjang kekerasan berpacaran anak remaja. coldsnowstorm

Parapuan.co - Kasus kekerasan pada anak remaja perlu mendapatkan perhatian khusus.

Apalagi beberapa kasus kekerasan anak remaja dilatarbelakangi oleh faktor hubungan asmara hingga rasa sakit hati.

Di Indonesia sendiri, banyak kasus kekerasan remaja yang sempat viral di medial sosial.

April 2024 ini, viral kasus laki-laki berinial SR (18) menganiaya ZG, yang juga pacarnya sendiri.

Kasus kekerasan berpacaran anak remaja ini terjadi di Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawsi Selatan.

Menurut laman Tribunnewskasus kekerasan ini bermula ketika SR berkunjung ke kost korban dan betemu.

Namun, ketika SR meminta hanphone ZG, ia mendapati adanya aplikasi MiChat di dalamnya.

Korban dan pelaku akhirnya terlibat pertengkaran. SR memukul ZG di bagian kepala hingga dan mulut.

Pelaku juga tiba-tiba mencakar tangan korban hingga kesakitan.

Baca Juga: Tertuang dalam UU TPKS, Ini yang Termasuk Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik

Mengutip dari laman American Psychology Associationdalam banyak kasus, kekerasan dapat terjadi saat remaja belum memiliki keterampilan untuk mengelola konflik, mengatasi cemburu, hingga menghadapi penolakan.

Tantangan tersebut semakin meningkat dengan munculnya media sosial.

Banyak interaksi sosial remaja kini terjadi di ruang publik daring, yang menambah rasa malu dan takut dihakimi.

"Secara perkembangan, wajar saja jika kaum muda mengeksplorasi seksualitas mereka. Tetapi sebagai masyarakat, kita belum menemukan cara untuk mendukung hal itu sekaligus melindungi mereka dari risiko kekerasan," kata psikolog Sherry Hamby, PhD.

Bukan hanya remaja, kekerasan seksual dan kekerasan dalam hubungan rupanya juga memengaruhi kelompok usia lain termasuk orang dewasa hingga usia yang lebih matang.

Lebih dalam, kasus kekerasan berpacaran anak remaja juga masih terus dianggap remeh.

Padahal peristiwa ini bisa memberikan dampak yang cukup besar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Kekerasan dalam berpacaran pada remaja tampaknya diabaikan, tidak hanya di kalangan komunitas ilmiah tetapi juga di masyarakat luas," kata Antonio Piolanti, PhD, psikolog yang mempelajari cara-cara mencegah kekerasan seksual dan kekerasan dalam berpacaran.

Baca Juga: Hambatan dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus

Bagaimana dampak kekerasan dalam hubungan romantis yang dialami remaja?

Perlu diketahui bahwa kekerasan berpacaran anak remaja dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Salah satu dampak buruk dari kekerasan dalam hubungan romantis remaja adalah masalah kesehatan mental.

Secara khusus, korban kekerasan berpacaran anak remaja mengalami lebih banyak tekanan psikologis dan lebih mungkin menyakiti diri sendiri hingga lebih parahnya mencoba bunuh diri.

Hasil tersebut juga tercatat dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Lancet Psychiatry.

"Temuan ini sangat memprihatinkan, karena saat ini kaum muda sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental," kata Praveetha Patalay, PhD, profesor kesehatan dan kesejahteraan.

Dalam jangka panjang, keterlibatan dengan kekerasan dalam pacaran pada masa remaja memprediksi terjadinya KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) di masa dewasa, serta perilaku berisiko tinggi lainnya, seperti penggunaan narkoba dan alkohol.

"Memahami dan menangani kekerasan dalam berpacaran pada remaja sangatlah penting, karena kita tahu bahwa pengalaman traumatis yang terjadi pada masa remaja dapat menimbulkan dampak buruk seumur hidup," pungkas Sherry Hamby. 

Baca Juga: WHO Sebut Perempuan Rentan Alami Kekerasan dalam Hubungan Intim di Usia Remaja

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru